Disampaikan oleh DR Dr Safrizal Rahman, M.Kes, SpOT - Ketua IDI Wilayah Aceh, ke 83 kuota beasiswa ini mencakup 5 kuota pendidikan kedokteran, 3 kuota kedokteran gigi, 15 kuota kedokteran spesialis, 5 kuota ilmu keperawatan, 3 kuota pasca sarjana ilmu keperawatan, 2 kedokteran hewan, 2 pasca sarjana kedokteran hewan dan kesehatan publik, 15 kuota dari ilmu kelautan dan perikanan, 7 dari sains dan ilmu matematika, 11 kuota dari ilmu teknik dan 6 dari pasca sarjana ilmu teknik, serta 7 kuota dari berbagai fakultas pascasarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
“Dengan permulaan yang baik ini, kami juga berharap universitas di sekitar Aceh akan turut berpartisipasi dalam memberikan lebih banyak kuota sehingga bisa menampung lebih banyak mahasiswa Palestina untuk meneruskan pendidikannya,” kata Dr Safrizal yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengapresiasi inisiatif IDI Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala ini.
BACA JUGA:Huawei dan UNESCO Donasikan Peralatan TIK kepada Kementerian Pendidikan Ethiopia
“Kami berharap program ini dapat dikembangkan juga oleh IDI wilayah lainnya bekerjasama dengan Universitas setempat untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa asal Palestina sehingga bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
Program beasiswa Universitas Syiah Kuala dan IDI Wilayah Aceh kepada mahasiswa Palestina merupakan upaya nyata untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi generasi muda Palestina,” kata Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT.
Melalui penandatanganan perjanjian kerjasama pendidikan ini, diharapkan Universitas Syiah Kuala sudah bisa memperoleh nama para calon mahasiswa dari Palestina setidaknya hingga Akhir Februari 2024, sehingga para mahasiswa bisa dipersiapkan untuk mulai proses belajar pada bulan April 2024.
BACA JUGA:Berhasil Wujudkan KMB 2023, SMPN 1 Indralaya Raih Penghargaan dari BPMP Sumsel
BACA JUGA:Pelajar Kelas 12 Wajib Tahu! Tips dan Trik Lolos SBMPTN 2024
Pihak Universitas Syiah Kuala juga menyiapkan kursus bahasa Indonesia sebelum tahun ajaran baru dimulai sehingga memudahkan para mashasiswa Palestina untuk beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.*