Jurnalis Bikin Tulisan Dibantu AI, Boleh Ga? Simak Penjelasan Content Manager Bisnis.com Annisa Sulistyo Rini

Minggu 02 Nov 2025 - 22:07 WIB
Reporter : Kgs Yahya
Editor : M Iqbal

Secara garis besar, ia menjelaskan beberapa peluang penggunaan AI dalam ruang redaksi antara lain dapat mengurangi beban jurnalis dan lebih efisien.

BACA JUGA:FJPI Sumsel Gaungkan Jurnalisme Inklusif Demi Kebebasan Berekspresi Jurnalis Perempuan

BACA JUGA:FJPI Lantik Pengurus Baru, Perkuat Perjuangan Kesetaraan dan Profesionalisme Jurnalis Perempuan

Penggunaan AI juga jelas Annisa, dapat memperkuat kualitas konten dan membantu menghadirkan kedalaman cerita

“Selain itu dapat pula meningkatkan hubungan platform berita dengan pembaca,” ulasnya.

Tak hanya peluang, penggunaan AI oleh jurnalis menurut Annisa juga menimbulkan banyak tantangan.

Mulai dari dilema etika, hak cipta, bias, dan misinformasi.

BACA JUGA:Ratu Dewa Dukung FJPI Sumsel, Festival Bidar 2025 Bakal Libatkan Jurnalis Perempuan

BACA JUGA:UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Sumsel, Bank Indonesia Kecipratan Pujian Gubernur Herman Deru

Tantangan lainnya berupa keterbatasan data yang tidak diperbarui setelahnya, belum lagi operasinya rumit dan mahal.

“Penggunaan kecerdasan buatan ini juga menimbulkan risiko tergesernya pekerjaan jurnalis,” singgung Annisa.

Dia juga menyebutkan adanya keterbatasan AI dalam proses editing, dan sumber data yang tidak update.

“Misal, terlihat jika nama Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa selalu dianggap salah karena menurut sistem AI nama Menkeu yang benar Sri Mulyani,” ulas Annisa. 

BACA JUGA:Prestasi Membanggakan! Pusri Terima Penghargaan Responden Terbaik dari Bank Indonesia Sumsel

BACA JUGA:Bank Indonesia Lepaskan 5000 Ekor Bibit Gurami di Kolam Lanud SMH, ini 8 Manfaat Ikan Gurami bagi Kesehatan

“Hal ini terjadi karena sumber data AI belum update mengenai pergantian Menkeu,” timpalnya.

Kategori :