Bisa jadi, pertemuan lima sahabat (empat lelaki dan aku lirik) itu bisa jadi dilaksanakan dalam satu pertemuan penyair.
Pada bait awal penyair menjelaskan tentang keramahtamahan antarsesama rekan di saat pertemuan itu.
udara pun menyapa ramah, saat kaki menghitung langkah// karena pertemuannya mengumbar senyum indah
Dari pembukaan awal, pertemuan itu menjadi bentuk ungkapan menyenangkan dengan mengumbar kebiasaan yang sesuai bentuk kebiasaan sehari-hari mereka (disesuaikan dengan tradisi daerah asalnya masing-masing).
Puisi memang ruang sempit yang menampung obyek masalah seluas-luasnya.
Meski ribuan orang dengan ribuan ide yang ditangkap persepsi, akan dapat ditampung di ruang puisi dengan sejumlah bait yang ada.
Keistimewaan puisi adapah ruang sempit yang membuktikan kemampuan dengan daya tangkap ide (masalah) dan daya ungkap yang sangat luas.
Karena itu, kumpulan puisi Aku Milik Siapa? ini memberikan nilai memikat untuk memahami nilai estetika seni dalam tradisi daerah, kebiasaan hidup sehari-hari, serta pendalaman makna terkait esensi satu bentuk religiusitas yang begitu kental.
BACA JUGA:Urwah bin Zubair, Pria Tabah yang Menahan Sakit Amputasi Kakinya dengan Salat
Tak hanya itu, penyair Merawati May tak lupa dengan racikan cinta dalam sejumlah puisinya. Di halaman 46, misalnya, terdapat puisi bertema cinta dengan tajuk Lansekap Cinta.
Dengan nilai rasa yang begitu mendalam, penyair sangat konsens mengungkap kesedihan, kemarahan, air mata, bahkan kekerasan hatinya.
Sebab dari bait awal ia telah menjelaskan itu...
LANSEKAP CINTA
kini, kesendirian adalah fakta/ ketika kau pergi, dari kisah pedih penuh air mata
setelah hari-hari berlaku/ kemarahan bungkam dari kata-kata sajakku