Terutama pada saat mengganti puasa dianjurkan untuk mengamalkan sesegera mungkin waktu melaksanakannya.
BACA JUGA:Ini Mitos Seputar Puasa Ramadan yang Sering Dipertanyakan Umat Islam
BACA JUGA:8 Jajanan Tradisional yang Laris Dijual Saat Bulan Puasa, Cocok Buat Usaha Takjil di Ramadan 2024
Seperti yang dikutip dari Amrullah Hayatudin di dalam buku Ushul fiqh, menjelaskan mengqadha puasa di bulan Ramadan yang tertinggal dikarenakan uzur disebut sebagai wajib secara mutlaq.
Wajib mutlak tersebut dimaksud merupakan kewajiban yang tidak ditentukan pada waktu pelaksanaannya.
Dengan kata lain, kewajiban tersebut dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan kesanggupan seseorang tersebut.
Hal tersebut juga diyakinkan oleh Mazhab Hanafi di dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Quwaitiyah.
BACA JUGA:Ingin dapat Pahala Tambahan di Bulan Suci Ramadan 2024? Lakukan 10 Hari Terakhir 4 Ritual Ini
BACA JUGA:8 Jajanan Tradisional yang Laris Dijual Saat Bulan Puasa, Cocok Buat Usaha Takjil di Ramadan 2024
Di dalam terjemahannya menyebutkan utang puasa di bulan Ramadan boleh dilakukan kapan saja baik pada saat setelah tahun puasa Ramadan yang ditinggalkan ataupun di tahun berikutnya.
Tidak hanya itu, terdapat juga menurut ulama Syafi'iyah dan Hanabilah memberikan pendapat, batas waktu untuk mengganti utang puasa di bulan Ramadan yaitu sampai datangnya waktu puasa Ramadan tahun berikutnya.
Dalam artian lain puasa ganti tersebut dapat dilakukan pada hari-hari akhir, untuk menjelang bulan sya'ban yang merupakan bulan terakhirnya sebelum memasuki bulan Ramadan.
Seperti pada contohnya istri Rasulullah SAW Aisyah RA, diketahui juga pernah mengganti puasa di bulan sya'ban.
BACA JUGA:Ingin dapat Pahala Tambahan di Bulan Suci Ramadan 2024? Lakukan 10 Hari Terakhir 4 Ritual Ini
Hal tersebut dijelaskan di dalam ringkasan Shahih Muslim yang disusun Zaki Al-din 'abd Al-Azim Al- Mundziri dari Abu Salamah RA.