PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Pendapatan negara over target, ini dampak positifnya terhadap kinerja APBN di Sumsel.
Pendapatan Negara hingga 31 Desember 2023 menunjukkan angka tumbuh positif dan pencapaian realisasi yang melebihi target penerimaan.
Hal ini pula menandai kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN di Sumatera Selatan (Sumsel) yang semakin optimal.
“Kondisi ini mampu mendukung perekonomian Sumsel agar tetap terjaga solid,” beber Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung sekaligus Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Wilayah Sumsel, Ferdinan Lengkong.
BACA JUGA:Cek Penyaluran Bantuan Pangan, Presiden: Jika APBN Mencukupi, akan Dilanjutkan
BACA JUGA:Pendapatan Tumbuh Positif, Kinerja APBN di Sumsel Semakin Optimal
Hal tersebut dipaparkan secara luas oleh Ferdinan dalam rapat pleno Forum ALCo (Asset and Liability Committee) Sumsel yang beranggotakan seluruh Kantor Wilayah Kementerian Keuangan di Sumatera Selatan.
Pendapatan Negara di wilayah Sumsel yang terdiri dari Penerimaan Pajak, Kepabeanan dan Cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2023 terealisasi 111.85% dari target, tumbuh positif 12.85% (yoy).
Realisasi penerimaan perpajakan yang terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan dan cukai melebihi target penerimaan yang telah ditetapkan.
Masing-masing sebesar 105.42% dan 108.36%, sedangkan realisasi penerimaan pendapatan dari sektor PNBP mencapai 166.30%.
BACA JUGA:Ratu Dewa Instruksikan Sat Pol PP Gerak Cepat Amankan Pengamen yang Meresahkan Wisatawan di BKB
Pengaruh Operasi Pemerintah pada perekonomian Sumsel antara lain dalam bentuk pendapatan yang dihasilkan di wilayah Sumsel pada tahun 2023 mencapai Rp34,01 T, meningkat 6,39% dibandingkan tahun 2022.
Kontribusi belanja Pemerintah pada sektor riil perekonomian Sumsel tahun 2023 sebesar Rp50,72 T, meningkat dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp46,82 T.
Operasi gabungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Sumsel sampai dengan 31 Desember 2023 berpotensi masuk ke sektor rill sebesar Rp50,72 Triliun yang terdiri dari Konsumsi Pemerintah (G) Rp35.747,05 Miliar, Konsumsi Privat (C) sebesar Rp1.037,05Miliar, dan Investasi Pemerintah (I) Rp13.935,49 Miliar.