Sementara dalam pemaparannya, narasumber pertama, H Ibrahim Saad mengkisahkan dengan sangat inspiratif tentang berbagai koleksi yang dimilikinya.
BACA JUGA:Sejarah Lahirnya Uang, Dari Sistem Tukar-Menukar Hingga Uang Digital!
BACA JUGA:Jelang Imlek 2575 Atraksi Unik Ini Selalu Ada Setiap Perayaan, Bagaimana Sejarahnya?
Dia mengaku ketika berada di sekolah menengah sudah tertarik pada sejarah Kedatuan Sriwijaya dari narasi yang disampaikan guru sejarah.
Namun narasi ini dirasakannya belum lengkap karena tidak ditunjang berbagai bukti.
Rasa penasarannya memuncak, saat dia bekerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Palembang tahun 1988 yang kantornya dekat dengan Pasar Cinde.
“Ketika itu saya sering keliling di Pasar Cinde dan menemukan berbagai artefak Sriwijaya yang dijual di sana,” kenangnya.
BACA JUGA:Puasa Ramadhan 2024! Simak Sejarah Puasa Ramadhan dalam Peradaban Islam
Dengan kegigihan dan kecintaannya, Ibrahim kemudian berusaha menemukan tangan pertama berbagai artefak yang dijual di Pasar Cinde.
Singkatnya, dia banyak terhubung dengan para penyelam yang mencari emas di Sungai Musi.
Di mana selain emas, mereka menemukan berbagai guci, keramik dan mata uang berbagai dinasti di Cina semasa Kedatuan Sriwijaya.
Selanjutnya dengan pendekatan etika, Ibrahim membujuk para penyelam untuk menjual barang-barang temuan kepadanya.
BACA JUGA:Menyusuri Sejarah Pempek dan Jenis-jenisnya, Makanan Legendaris Palembang!
BACA JUGA:Bagaimana Sejarah Kue Rangin? Makanan Legendaris Khas Betawi yang Gurih Ini Miliki 4 Fakta Menarik
“Karena sudah kenal baik, tidak saja menjual dengan harga murah, namun para penyelam tersebut kerapkali memberikan berbagai artefak itu secara gratis ke saya,” imbuhnya.