Dicabutnya anak panah itu.
Ia meneruskan bacaan Alquran dan tenggelam dalam nikmat khusyu’-nya salat.
Anak panah ketiga melesat dan “jleb!” menancap di tubuh Abbad.
BACA JUGA:Puasa Ramadhan 2024! Simak Sejarah Puasa Ramadhan dalam Peradaban Islam
Darah keluar terlalu banyak, dan itu membuat Abbad hampir roboh.
“Ammar, bangun Ammar. Aku sudah luka parah,” kata Abbad membangunkan Ammar.
Ammar terbangun seketika. Ia terkejut melihat Abbad sudah bersimbah darah.
Tiga bekas anak panah terlihat di tubuh Abbad.
BACA JUGA:Mau Persahabatan Langgeng, Simak Cara Bergaul yang Baik Ini
“Mengapa engkau tidak membangunkan aku sejak anak panah pertama?”
“Aku sedang membaca Alquran dalam salatku. Sunggguh jika bukan karena khawatir melalaikan tugas dari Rasulullah, takkan kuputus salatku. Lebih baik terputus nyawa daripada memutus bacaan Alquran dalam salat.”
Subhanallah! Allahu akbar! Demikianlah keteladanan sahabat Abbad bin Bisyr ini.
Ia sangat memuliakan Alquran dan menikmati salatnya.
BACA JUGA:Dorong Ide Kreatif, Sahabat FINATRA Kembangkan UMKM Agar Naik Kelas
Demikian khusyunya hingga tak mau memutusnya walau resikonya adalah nyawa.
Jika tidak karena tugas Rasulullah, niscaya ia akan meneruskan salat meskipun anak-anak panah menembus seluruh tubuhnya.