PAGARALAM, KORANPALPRES.COM - Harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan terutama beras akibat imbas kemarau berkepanjangan tahun lalu masih terus terasa sampai sekarang.
Padahal tidak lama lagi bulan puasa dan lebaran akan datang.
Di kota Pagaralam beras lokal atau beras dusun masih menjadi pilihan utama warga ketimbang beras kemasan atau beras luar daerah.
Pardi, pedagang beras di Pasar Tradisional Pagaralam mengakui sejak kemarau tahun lalu harga beras naik terutama beras dusun.
BACA JUGA:Wapres Minta Beras Bulog Digelontorkan ke Masyarakat
Nah, setelah musim kemarau berlalu, ternyata musim penghujan juga sangat lebat sehingga banyak tanaman padi kebanjiran dan mengakibatka fuso atau hancur sehingga banyak yang tidak bisa dipanen.
Beras non kemasan atau beras dusun saat ini harganya di kisaran 15-16 ribu rupiah per kilogram.
"Seluruh beras baik yang kemasan dan nonkemasan kenaikannya cukup sering beberapa bulan terakhir ini," katanya.
Untuk beras non kemasan atau lazim disebut beras dusun, kenaikan dari tingkat petani.
BACA JUGA:32.536 KPM Dapat Bantuan Beras, Upaya Pemkab Lahat Hapus Kemiskinan Ekstrem, Ini Buktinya
"Kami nyambut (membeli) dari petani sudah tinggi sekitar Rp14 ribu-15ribuan. Jadi, untung kami paling Rp500- saja," lanjutnya.
Ia mengatakan kemungkinan kenaikan harga beras tersebut di antaranya karena produksi beras di beberapa daerah menjadi turun drastis sehingga stok di mesin-mesin penggilingan menjadi tipis.
"Pengaruh kemarau panjang ini juga ada. Daerah yang biasanya sering panen sekarang mulai susah karena kekurangan air," imbuh dia.
Sementara sekarang sedang musim hujan dan beberapa daerah penghasil beras seperti daerah Pelajaran di Jarai Kabupaten Lahat kemarin terkena banjir bandang besar yang menghanyutkan sawah milik petani.
BACA JUGA:Ramadan 2024 sebentar lagi, Tahukah kamu dari Mana Kata Puasa Berasal? Ternyata Ini Asal Bahasanya