Seorang pemain menarik layang-layang Bapangan ini menggunakan tali tambang kecil.
Sementara untuk lampunya sendiri urai Budi, menggunakan lampu hias cabai agar terlihat saat berada di atas.
Untuk lampu jenis cabai tersebut cukup banyak dijual di toko elektronik dan agar lampu menyala maka dipasang baterai ukuran kecil.
"Di sini orang membuat sendiri layang-layang,” sebut Budi.
“Kalaupun dijual, layang-layang berlampu dihargai sekitar ratusan ribu," timpalnya.
Budi menambahkan, apabila layang-layang Bapangan sudah dimainkan dan beterbangan tak ayal langit di atas rumah warga penuh warna-warni.
"Kalau malam bagus melihatnya seperti kunang-kunang,” tutur Budi.
“Bahkan kalau 1 atau 2 layang-layang yang dimainkan, mirip sekali dengan UFO,” timpalnya lagi.
BACA JUGA:Bekasam, Kuliner Khas Sumsel yang Juga Dikenal di Kalimantan
Terpisah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura dalam waktu dekat bakal menyelenggarakan menggelar kegiatan Festival Layang-layang pada 4 November 2023 di Taman Beregam Muara Beliti.
Dalam festival ini memperlombakan kategori layang-layang hias dan aduan lomba ini tanpa dipungut biaya alias gratis.
Para peserta lomba akan memperebutkan sejumlah hadiah yang menggiurkan, antara lain berupa uang sebesar Rp 1 juta untuk Juara 1, Juara 2 Rp 700 ribu dan Juara 3 uang Rp 500 ribu. *