"Cabai merah kita di pasok di padan dan curup. Saat ini mereka gagal panen karena cabai busuk akibat cuaca,"jelasnya.
Azhari menegaskan tidak dapat mengintervensi harga barang di pasar, karena sifatnya sementara. Pada saat semua membaik, harga turun sendiri.
"Kalau memang ada kenaikan dari pemasok. Namun jika di buat sendiri. Kami akan turun ke lapangan,"tegasnya.
Sebelumnya, Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kecamatan Rupit, Musi Rawas Utara kecewa harga cabai merah dan ayam di pasar Lawang Agung mendadak naik menghadapi bulan ruwahan.
Alasan para pedagang karena menghadapi bulan ruwahan.
Gurayanwati (38) salah seorang IRT mengatakan menyambut ruwahan masyarakat melakukan sedekah Yasin untuk para keluarga yang telah meninggal dunia.
"Kami biasanya membacakan Yasin, doa bersama untuk keluarga yang telah meninggal dunia. Dengan menghantarkan lauk pauk yang sudah di masak,"katanya.
Ia menyangkan dua kebutuhan dapur naik secara sepihak yakni cabai merah dan ayam potong.
BACA JUGA:Harga Cabai Makin Pedas, Ini yang Dilakukan Babinsa Koramil Panjang Jaga Kualitas Panen
"Cabai merah naik 100 ribu perkilogram. Ayam naik 40 ribu perkilogram dari harga sebelumnya 28 ribu,"katanya.
Ia meminta pemerintah melakukan sidak di pasar tradisional Desa Lawang Agung. Agar tidak menaikkan harga berlebihan.
"Menghadapi ruwahan. Kebutuhan berbelanja bertambah. Dengan harga ini, saya mengurangi pembelian," pungkasnya. *