Bubur pedas juga selalu hadir pada bulan Ramadan. Juga sering dihidangkan pada saat penyambutan tamu dan acara kenduri lainnya.
Ternyata bubur pedas di Aceh Tamiang memiliki filosofi "Sempene atau keberkahan".
BACA JUGA:XL Axiata Kirim Bantuan Sembako untuk Warga Banjir di Aceh Selatan dan Aceh Tenggara
Sebab bahan-bahan yang digunakan memiliki makna tersendiri.
Bubur pedas menggunakan bahan umbi-umbian, yaitu ubi jalar kuning dan merah, ubi kayu, dan labu kuning.
Umbi-umbian tersebut diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan metabolisme tubuh.
Bubur pedas merupakan warisan budaya kuliner masyarakat Suku Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang.
BACA JUGA:Krisis Pengungsi Rohingya di Aceh: Tantangan Kemanusiaan, dan Dilema Kebijakan
7. Kuah Beulangong
Kuah beulangong ini juga hidangan khas yang biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Pada peringatan hari-hari raya agama Islam, seperti Maulid Nabi, Idul Adha, Idul Fitri, dan Tahun Baru Islam hidangan ini menjadi hidangan yang wajib ada.
Kuah beulangong ini adalah gulai yang berisi daging dan nangka muda dengan bumbu rempah.
Uniknya proses memasaknya hanya boleh dilakukan oleh laki-laki.
Mereka memasaknya menggunakna kuali besar di atas tungku dengan kayu bakar.*