Beberapa indikasinya para pemuda masih mempelajari dan memakai bahasa ini secara aktif.
Dari segi penutur masih lumayan banyak diperkirakan di atas 400.000 penutur.
Hal itu menjadi faktor peting bagi bahasa Besemah.
BACA JUGA:Tau Gak! Kalau Bunga Lavender Bisa Usir Nyamuk Dan Atasi Rambut Rontok Lho
Tetapi harus diwaspadai faktor lain seperti bahasa kontak, percampuran banyak bahasa, dan sikap penutur muda terhadap bahasa asli.
Yang perlu pula dipikirkan harus ada pendidikan formal atau ejaan baku bagi bahasa Besemah.
Sebetulnya sudah ada Kamus Bahasa Besemah (Seganti Setungguan) – Bahasa Ingris – Bahasa Indonesia.
Kamus itu disusun oleh Dr Sutiono Mahdi, pengajar di salah satu universitas terkemuka di Indonesia, yakni Universitas Padjadjaran, Bandung.
BACA JUGA:Melahirkan Normal Setelah Caesar, Emang bisa?. Ayo Cek Disini
Tetapi pemakaian ejaan baku meski sudah dicontohkan dalam kamus masih menjadi perdebatan.
Memang agar para muanai dan kelawai tetap mempergunakan bahasa Besemah yang baik dan benar harus ada jalur resmi.
Dan itu kembali ke Pemerintah Kota Pagaralam dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk meraciknya.*