Pola asuh otoriter seringkali kurang membuka komunikasi antara orang tua dan anak. Anak-anak mungkin merasa takut atau tidak nyaman berbicara dengan orang tuanya tentang masalah atau perasaan pribadinya. Terakhir, anak seringkali menyimpan perasaannya di dalam hati karena tidak mempunyai kesempatan untuk terbuka.
7. Mendominasi peran orang tua
Pola asuh otoriter berikutnya adalah peran orang tua yang mengontrol. Dalam pola asuh ini, orang tua biasanya memegang peranan dominan dan anak diharapkan untuk patuh, apapun keinginan atau kebutuhannya sendiri.
BACA JUGA:Lengkap, Tata Cara Mandi Wajib Untuk Pria dan Wanita
Pengaruh pola asuh otoritatif pada anak
Jika Bunda dan Ayah memenuhi salah satu ciri di atas, sebaiknya segera ubah pola asuh anak menjadi lebih baik. Pasalnya, pola asuh otoriter ini banyak menimbulkan dampak negatif pada anak. Berikut beberapa di antaranya:
Rendah diri. Kesulitan dalam situasi sosial karena kurangnya keterampilan sosial. Anak lebih sering berperilaku agresif di luar rumah. Anak-anak biasanya tidak bisa menerima kegagalan.
Penyesuaian diri sulit dilakukan karena Anda berisiko lebih tinggi menderita kecemasan dan depresi. Bertindak takut atau terlalu malu berada di dekat orang lain. Rendah diri.
BACA JUGA:Minat Baca Masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan Terus Meningkat, Ternyata Ini Penyebabnya!
Model pengasuhan anak yang patut diterapkan
Begitu ibu dan ayah mengetahui model pengasuhan otoritatif, maka mereka pun mengetahui model pengasuhan mana yang sebaiknya diterapkan pada anak.
1. Berikan kelembutan
2. Konsisten dalam menegakkan aturan, batasan, dan tindakan
BACA JUGA:5 Daftar Ide Bisnis Gila Auto Cuan Gak Ada Lawan
3. Memberikan contoh yang baik
4. Partisipasi anak