2. Tidak adanya kehangatan
Ada pendapat bahwa beberapa orang tua yang otoriter mungkin kurang hangat atau jarang menjalin ikatan dengan anak-anak mereka. Jika ibu dan ayah sering mengomel atau membentak anak alih-alih memujinya, ini bisa jadi ciri orang tua yang otoriter.
Jika demikian, sebaiknya ibu dan ayah berhenti sejenak dan berusaha menunjukkan kasih sayang sebanyak mungkin kepada anak mereka. Hal ini dikarenakan kasih sayang orang tua dapat menjadi faktor penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak.
3. Merespon kesalahan anak dengan hukuman
BACA JUGA:Cara Masak Sayur Kangkung Agar Kandungan Gizi Tidak Hilang
Orang tua yang berwibawa juga dicirikan oleh seringnya mereka menanggapi kesalahan anak dengan hukuman, bahkan kekerasan. Padahal sebenarnya kesalahan ini bisa diselesaikan dengan baik tanpa kekerasan.
Dibandingkan dengan sikap positif, orang tua otoriter cenderung bereaksi cepat dan kasar ketika anaknya melanggar aturan. Ada situasi di mana beberapa orang tua dengan gaya pengasuhan otoriter mungkin menggunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak mereka.
4. Tidak mau bernegosiasi dengan anak
Seperti telah disebutkan sebelumnya, gaya pengasuhan otoriter ini ditandai dengan banyaknya tuntutan yang dibebankan pada anak. Sehingga seringkali orang tua tidak mau bernegosiasi dengan anaknya.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Untuk Melindungi Kulit Kamu Dan Ampuh Menghalau Sinar Matahari
Orang tua melihat keseluruhan situasi sebagai hal yang baik dan benar, sehingga anak mempunyai sedikit ruang, jika ada, untuk berkompromi. Anak-anak tidak pernah terlibat dalam pembuatan aturan atau keputusan. Mereka hanya perlu menurut dan jika melanggar, orang tuanya tidak segan-segan menghukumnya.
5. Tidak mempercayai anak
Pola asuh otoriter juga ditandai dengan tidak dipercayanya anak sehingga tidak bisa menentukan pilihan. Orang tua dengan pola asuh seperti ini tidak memberikan banyak kebebasan pada anaknya untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu berperilaku baik.
Orang tua yang berwibawa juga cenderung membimbing dan mengawasi anaknya agar tidak melakukan kesalahan. Meskipun pada kenyataannya, orang tua dapat membiarkan anak-anaknya mengambil keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi wajar dari pilihan tersebut.
BACA JUGA:Jalan Tol Palindra dan Simpang Indra-Prabu Diselimuti Kabut Asap, Pihak Pengelola Tol Sampaikan Ini
6. Kurangnya komunikasi terbuka