Begitu juga hadtis yang diriwayatkan Anas RA bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berbuka puasa hanya dengan beberapa buah kurma dengan kondisi setengah matang.
Jadwal sholat wilayah Palembang ini selalu saja mengalami perubahan.
Sementara itu, jadwal waktu sholat 5 waktu memang selalu mengalami perubahan karena posisi matahari.
BACA JUGA:Waspadai Bencana Kebakaran Selama Ramadan
Fenomena perubahan waktu jadwal sholat 5 waktu sudah tertuang dalam Al-Quran Surah Al Furqon ayat 45 yang artinya, sebagai berikut:
“Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu? Bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang? Sekiranya berkehendak, niscaya Dia menjadikannya (bayang-bayang itu) tetap. Lalu Kami menjadikan matahari sebagai petunjuk tentang bayang-bayang itu”
Melansir dari NU Online, berdasarkan tafsir wajiz surah menjelaskan ada 6 fenomena sebagai bukti kekuasan Allah yakni terjadinya siang dan malam, hujan, teduh, tidak tercampurnya air tawar dan asin serta terciptanya manusia dari air mani.
Dengan bukti kekuasan Allah ini, Rasulullah diminta untuk memperhatikan kebesaran-Nya atas ciptaan Tuhan baik dengan mata maupun pikiran.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Menpan-RB Setujui 1.700 CASN di OKU Timur, Catat Formasinya
Hal ini bisa dilihat dari adanya matahari yang membuat terang benderang dan bulan membuat suasana menjadi gelap.
Dan jika Allah menghendaki untuk melakukan sebaliknya, niscaya Allah akan menjadikan bayang-bayang dan suasana itu tetap dan tidak begeser dari tempatnya.
Jika terjadi, semua makhluk hidup termasuk manusia akan menderita.
Fenomena alam inilah yang harus senantiasa menjadi renungan manusia bahwa di belakang semua Gerakan alam ini ada Allah yang berkuasa.
BACA JUGA:Kampung Digital Air Itam Berkomitmen Cetak SDM PALI, Fokus Pada Pengembangan Ini
Oleh sebab itulah, orang dahulu menentukan sholat dilihat dari pengamatan gejala alam, salah satunya dengan melihat posisi matahari.
Selanjutnya berkembang dengan adanya Jam Istiwa yang biasa disebut tongkat Istiwa.