Karena selama 1 bulan kita melatih diri, bukan hanya (puasa) menahan makan dan minum saja, bukan hanya menahan diri dari syahwat bagi suami atau istri di siang hari saja, tetapi melatih diri agar bisa berakhlaq baik (mulia).
Di dalam hadits juga disebutkan:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
BACA JUGA:Bukan Sekedar Kota Kelahiran Nabi Muhammad, Ustaz Syafiq Riza Basalamah Ungkap Sejarah Makkah
“Puasa adalah benteng.”
Puasa adalah benteng yang bisa membentengi pelakunya dari perbuatan maksiat.
Itulah harapan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dari puasa kita, sehingga beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ.
BACA JUGA:Investasi Akhirat, Ustaz Syafiq Riza Basalamah Jelaskan Apa itu Hadiah untuk Baitullah
“Jangan kita berkata-kata rafats (keji, buruk, mungkar, berkata jorok) yang sifatnya bisa membangkitkan syahwat وَلا يَجْهَلْ dan jangan berkata bodoh atau berperilaku bodoh”.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan :
وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Pentingnya Mempelajari Tauhid dan Jauhi Kesyirikan Kata Ustaz Abdullah Roy
“Jika ada orang mengajak berselisih, mencaci maki kalian, maka tahanlah diri kalian dan ucapkanlah ‘sesunguhnya aku sedang berpuasa.”
Dan ada dalil khusus yang menjelaskan kepada kita bahwa orang yang berpuasa wajib meninggalkan perkataan mungkar, perkataan keji dan kotor yang menjurus kepada syahwat di siang hari Ramadan.
Tadi yang sudah disebutkan salah satu riwayat dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, juga ada riwayat lain dalam shahih Ibnu Khuzaimah dan Mustadraq Al Hakim dari Abu Hurairah.