PALEMBANG,KORANPALPRES.COM- Masih ingat dengan puluhan remaja yang diamankan Polrestabes Palembang beberapa waktu lalu. Ya, mereka saat ini di masukan "Pesantren" PSRABH atau Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan Dengan Hukum.
Para remaja ini dititipkan di Panto Sosial milik Provinsi Sumsel yang berada di Kabupaten Ogan Ilir untuk dibina sebelum dikembalikan kepada para orang tua mereka.
Hal ini disampaikan langsung Kasi Rehabilitasi Sosial Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD PSRABH Provinsi Sumatera Selatan Darwin Mokodongan menurutnya puluhan remaja ini bukanlah pelaku kriminal.
"Ada sebanyak 28 remaja yang dititip pihak Poltabes Palembang, mereka ini diamankan polisi karena terindikasi mau tauwuran, bukan pelaku tindak kriminal," ungkapnya, Rabu 20 Maret 2024.
BACA JUGA:Rapat Paripurna V DPRD Ogan Ilir Terkesan Dipaksakan, Sempat Diskors 2 Kali, Ada Apa Ya?
BACA JUGA:Sebar Surat Edaran, Disdikbud Ogan Ilir Larang Sekolah Gelar Perpisahan!
Selama berada di "pesantren" PSRABH katanya, para anak-anak ini terus dikoordinasikan dengan pihak Poltabes Palembang terkait nasib berkelanjutannya.
"Kita tidak memaksakan anak-anak ini dibina di panti ini untuk jangka waktu yang ditentukan. Ya, kalau para orang tua mereka ingin menjemput anak mereka, ya dipersilahkan," tuturnya.
Namun hal ini kata Darwin harus memenuhi persyaratan tertentu yakni melakukan penandatanganan sebagai kesepakatan agar anak-anak ini tidak mengulangi perbuatannya lagi terutama yang dapat merugikan orang lain.
"Itu saja syaratnya, tidak ada yang lain. Tapi harapan kita, anak-anak ini setelah keluar dari panti ini bisa hidup lebih baik lagi," harap Darwin.
BACA JUGA:Caleg Terpilih di Ogan Ilir Ini, Meminta Pihak PLN Respon Keluhan Masyarakat
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Tinjau Anak-anak Rehabilitasi di LPSK Ogan Ilir
Selama berada di "pesantren" PSRABH, puluhan remaja ini dibekali pendidikan agama Islam, sama halnya seperti pondok pesantren pada umumnya.
"Selama berada di panti ini juga, mereka sama saja dengan anak-anak pelajar yang dititipkan. Mereka diajari shalat lima waktu dan ilmu agama Islam lainnya," terangnya.
Dicontohkannya, para remaja ini mengikuti kegiatan shalat, mengaji bersama di musala, berolahraga dan dikenalkan pada kegiatan yang meningkatkan kecerdasan.