https://palpres.bacakoran.co/

4 Teladan Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Rasulullah, Amalkan Sekarang, Rugi Kalau Ga!

4 Teladan Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Rasulullah, Amalkan Sekarang, Rugi Kalau Ga!--KlikDokter

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Arti, Kenali Ruqyah dengan Baik Agar Tak Jatuh kepada Syirik, Ini Kata Ustaz Abdullah Roy

Kemudian juga banyak berdoa ketika menjelang ifthar atau ketika ifthar karena Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda sebagaimana hadits shahih dalam Sunnan Al Kubra karya Imam Al Baihaqi dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy rahimahullahu.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “3 doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir.”

Hadits di atas dapat dilihat Sunan Baihaqi, kitab salat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa’ 3/345. Dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Silsilah Shahihah Nomor 1797.

Kemudian ada hadits hasan yang menjelaskan doa ketika berbuka puasa yaitu:

BACA JUGA:Jangan Lakukan! Ternyata Berdoa Selain kepada Allah Itu Syirik Besar, Ini Penjelasan Ustaz Abdullah Roy

ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”

Doa termaktub sebagai hadits hasan riwayat Abu Daud nomor 2357, An-Nassa’i dalam As Sunan Al-Kubra nomor 3315 dan selainnya, atau dapat dilihat Irwaul Ghalil nomor 920.

Hadits ini paling baik derajatnya yaitu hasan, sementara hadits yang masyhur yang beredar di masyarakat,

BACA JUGA:Apa Perbedaan Syafa’at di Dunia dan Akhirat? Temukan Jawabannya dalam Penjelasan Ustaz Abdullah Roy

اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين

“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.”

Hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat di antaranya dari Mu’adz bin Zuhrah, beliau adalah seorang tabi’in. 

Namun derajat hadits ini mursal (dhaif) karena Mu’adz bin Zurhah tidak bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan