Permohonan Pj Gubernur Sumsel untuk Perpanjangan Operasi Hujan Buatan Dipenuhi Kepala BNPB RI

Surat Keputusan Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, S.Sos, MM yang isinya memperpanjang operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).--

JAKARTA - Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, S.Sos, MM  telah memperpanjang operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Dari seharusnya berakhir pada 4 November 2023, telah diperpanjang sampai 10 November 2023.

Melalui suratnya nomor B-603 /KA BNPB/PD.01.04/11/2023, tanggal 2 November 2023, Kepala BNPB RI mengistruksikan perpanjangan Pekerjaan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan Pesawat Tipe Cessna Caravan C208 dalam rangka Kegiatan Penanganan Siaga Darurat Bencana Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Sumatera Selatan tahun 2023.

Instruksi tersebut berdasarkan permintaan Pj Gubernur Sumatera Selatan DR Agus Fatoni, yang sangat peduli terhadap kegiatan penanggulangan Karhutla.

BACA JUGA:Terima Alat Canggih, Petani Ogan Ilir Bergairah

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dorong ASN Naikkan Indeks Profesionalitas Berbasis E-Kinerja

Pj Gubernur memahami betul kondisi iklim dengan fenomena El Nino panjang ini  telah menyebabkan kekeringan yang cukup parah, sehingga pasukan darat yang terdiri dari Manggala Agni, TNI, Polri dan Masyarakat Peduli Api, kesulitan mendapatkan air.

Sebelumnya, Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Yanuar Adil pada 11 Oktober lalu melepas 350 orang prajurit dari berbagai kesatuan untuk ikut membantu penanggulangan Karhutla.

Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo pada 1 November 2023 lalu kembali melepas 53 orang personel untuk membantu Manggala Agni Daops XVII Sumatera yang bermarkas di OKI.

Seluruh pasukan berjumlah sekitar 2.000 orang, saat ini terus berjuang memadamkan api di wilayah Sumsel.

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Ajak Muhammadiyah Terus Bersinergi Bersama Pemerintah dalam Pembangunan Daerah

BACA JUGA:Pelajar di Ogan Ilir Makin Semangat Belajar, Ini Faktornya

Diketahui, cuaca panas akibat El Nino berkepanjangan menyebabkan kekeringan, sehingga tim penanggulangan Karhutla Provinsi Sumsel kesulitan mendapatkan air. 

Pemadaman melalui water boombing selain membutuhkan waktu penerbangan yang lama untuk mendapatkan air, juga dibatasi SOP sehingga helikopter ini tidak bisa menjatuhkan air di lahan konsesi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan