Musim Kemarau Tapi Masih Hujan Lebat, Ternyata Dipicu Gelombang Atmosfer, Begini Penjelasan BMKG

BMKG menjelaskan saat ini Sumsel masuk musim kemarau tapi masih berpotensi hujan lebat karena dipicu adanya gelombang atmosfer--Sumber: Pixabay

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – BMKG memprediksi awal Mei 2024 ini sudah memasuki musim kemarau, tapi masih berpotensi hujan lebat.

Hujan lebat ini bahkan berpotensi terjadi hingga satu pekan kedepan di beberapa daerah di Sumatera Selatan.

Intensitas hujan lebat ini terjadi dikarenakan adanya aktivitas gelombang atmosfer.

Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani dalam keterangan pers menyebut jika sebagian wilayah tetap berpotensi hujan lebat meski sudah memasuki musim kemarau.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Parfum Brasov yang Wangi dan Elegan untuk Temani Aktivitas Seharian, Yuk Simak!

BACA JUGA:4 Rekomendasi Parfum Dolce Gabbana, Elegan dan Tahan Lama!

Potensi hujan lebat dikarenakan adanya sirkulasi siklonik, gelombang ekuatorial Rossby dan gelombang Kelvin yang membentuk daerah perlambangan dan pertemuan angin.

Aktivitas ini terjadi di Indonesia bagian timur dan tengah.

Aktivitas inilah, sebut Andri dinamakan sebagai aktivitas gelombang atmosfer.

Secara umum, BMKG menyebut ada 63,66 persen di wilayah Indonesia masuk pada zona musim yakni musim kemarau.

BACA JUGA:4 Parfum Standard Tinggi Montblanc untuk Pria

BACA JUGA:Rahasia Maskulinitas, Ini Rekomendasi Parfum Pria Terbaik 2024 Tampil Memikat dan Manly

Musim kemarau ini terjadi sejak awal Mei sampai hingga Agustus 2024.

Beberapa wilayah lain juga masih mengalami peralihan musim atau pancaroba sehingga akan didominasi fenomena suhu panas di siang hari.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan