Suku-suku di Provinsi Lampung: Ada Lampung Saibatin dan Pepadun, Suku Jawa Sangat Dominan

Suku pepadun (putih) dan Suku Saibatin (merah), suku asli Lampung yang masih menjaga tradisinya.-mijil.id-

BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Jawa Barat: Tempat Komunitas Asli Budaya Sunda, Ada Pula Budaya Cirebon dan Betawi

Hadirnya Kerajaan Sekala Berak yang merupakan kerajaan tertua di Lampung dan bermukim di Lampung Barat menjadi dasar suku Lampung.

Budaya Kerajaan Sekala Berak masih bertahan dengan memiliki empat Kepaksian (sub-kerajaan) yang tersebar di seluruh Lampung.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Pesisir adalah bahasa Lampung yang memakai dialek “A” dengan pelafalan yang jelas. Ini hampir sama dengan pelafalan Bahasa Indonesia pada umumnya. 

Dalam adat istiadat, mereka cenderung lebih selektif. Misalnya dalam sistem kerajaan dan pemberian gelar adat pada masyarakat hanya masyarakat yang memiliki garis keturunan kerajaan atau bangsawan yang berhak untuk mendapatkan gelar adat dan menjadi Raja.

BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: Ada Keraton Sebagai Penjaga Adat dan Pusat Kebudayaan Jawa

Hiasan yang digunakan oleh masyarakat suku Pesisir  atau mahkota perempuan (Siger) Lampung Pesisir memiliki tujuh lekuk dengan hiasan bunga pada bagian atas, yang menandakan tujuh sungai yang ada di Lampung.

Sebagian berpendapat Siger masyarakat suku Pesisir terpengaruh oleh budaya masyarakat Pagaruyung, Sumatera Barat.  Ada Siger yang memiliki tali yang menjuntai menutupi wajah yang digunakan oleh masyarakat suku Pesisir-Melinting di Lampung Timur. 

Acara adat dan pernikahan, warna baju yang dikenakan oleh masyarakat ini adalah warna merah.

Suku Lampung Pepadun

BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Jawa Tengah: Wilayah Utama Suku Jawa, Ada Suku Samin yang Masih Menjaga Tradisinya

Berbeda dengan masyarakat suku Pesisir, masyarakat suku Lampung Pepadun tinggal di daerah tengah atau daratan dan terkonsentrasi di wilayah pedalaman dan dataran tinggi. 

Masyarakat Suku Pepadun juga menganut sistem kekerabatan patrilineal.

Mereka menggunakan Bahasa Lampung dengan dialek “O”. Pelafalan yang diucapkan oleh masyarakat ini adalah pelafalan dengan irama atau intonasi yang mengayun dan menekan sehingga sering diidentikkan sebagai masyarakat yang kurang ramah karena cara berbicaranya. 

Meskipun, ada juga masyarakat Lampung Pepadun yang juga menggunakan bahasa dialek “A” dalam bahasa percakapan sehari-hari.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan