Fakta Sejarah Jembatan Ampera, Proyek Rampasan Perang Senilai Rp30.000

Proyek Jembatan Ampera yang merupakan rampasan perang jepang ini memiliki fakta sejarah yang unik salah satunya nilai pembangunan hanya Rp30.000--ig/@irfaan_12351

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Jembatan Ampera memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena merupakan proyek rampasan perang oleh Jepang.

Proyek yang menghubungkan kawasan ulu dan ilir Kota Palembang ini dimulai pembangunannya pada tanggal 10 April 1962.

Nilai proyek pembangunan Jembatan Ampera pada saat dibangun hanya Rp30.000.

Jembatan Ampera memiliki panjang sekitar 1,1 km atau 1.177 meter dengan lebar 22 meter.

BACA JUGA:Telan Dana Rp9,8 Miliar, Jembatan Gantung Ini Buka Era Baru Konektivitas Ekonomi di Sumatera Selatan

BACA JUGA:Kalahkan Ampera, Jembatan di Palembang Ini Bakal Jadi yang Terpanjang Se Indonesia, Telan Dana Hingga Rp1,2 T

Jembatan ini memiliki dua Menara yang memiliki jarak 75 meter dengan ketinggian mencapai 63 meter.

Proyek ini sangat strategis karena menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Pada awal pembangunan, jembatan ini memiliki bagian yang bisa terangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat.

Hingga tahun 1970, Jembatan Ampera tak lagi bisa diangkat terutama bagian tengah.

BACA JUGA:Membentang Sungai Musi! Sumsel Bakal Punya Jembatan Tol Terpanjang di Indonesia, Telan Biaya Rp22,16 Triliun

BACA JUGA:Jembatan Penyeberangan Desa Lubuk Selo Lahat Rampung Warga Tidak Perlu Takut Lagi, Ini Respon Kades

Mengingat, waktu mengangkat bagian tengah tersebut membutuhkan waktu cukup lama sehingga bisa mengganggu arus lalu lintas.

Hal menarik lainnya adalah, Jembatan Ampera merupakan proyek pemberian rampasan perang oleh Jepang senilai Rp30.000 atau USD 223,08 juta

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan