https://palpres.bacakoran.co/

Kaya Situs Megalitik! Begini Kata 4 Pakar di Seminar Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel

Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi dan 4 narasumber Seminar Megalitik Hasil Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel bersama tamu undangan dan para peserta seminar.--museum negeri sumsel for koranpalpres.com

Masih dalam seni rupa, ragam hias atau secara spesifik berupa motif-motif hias, dikelompokkan dalam 2 kategori, 

Pertama: Motif hias prasejarah atau purba yang cenderung bersifat geometris, 

Kedua: Motif Hias stilir hewan dan tumbuhan.

Pada tinggalan-tinggalan megalitik, kedua kategori ragam hias tersebut ternyata diterapkan juga, namun keduanya sama-sama berfungsi dan bersifat simbolik. 

Sifat simbolik itu selaras dengan konsep Pemujaan Arwah Leluhur, mengingat semua artefak megalit merupakan media atau sarana ritual pemujaan. 

Ragam hias pada tradisi megalitik Pasemah, dapat dijumpai baik pada media 2 dimensi, seperti gambar gores dan lukisan dinding Kubur Batu.

Maupun media 3 dimensi, seperti menhir berelief maupun pada atribut patung megalit.

Konsep tabu yang dipahami dan dijunjung tinggi oleh masyarakat mistis Pasemah kala itu, merupakan faktor pendorong kreasi tampilnya simbol-simbol yang dipahatkan pada patung Pasemah. 

Dalam masyarakat mistis sangat menyadari bahwa tidak mungkin mampu berkomunikasi langsung dengan puyang selaras konsep mistis, sehingga tertantang menciptakan simbol.

Sebagaimana metode simbolis bahwa aspek visual diwakili oleh yang tetap dan dibuat berdasarkan yang dilihat pada saat tertentu.

Maka melalui simbol maupun yang simbolik, selaras konsep mistis mereka yakin terhubungkan dengan puyang yang bersemayam di puncak perbukitan, gunung, maupun di sumber air seperti sungai. 

Tempat-tempat disebutkan, adalah wilayah “suci” dunia yang asing, menakutkan, menggelisahkan, sekaligus menenteramkan.

Secara umum pada artefak-artefak patung di bumi Pasemah juga dipahatkan atau memuat simbol-simbol tertentu itu.

Baik melalui atribut-atribut yang dikenakan (dipahatkan) bahkan termasuk patung itu sendiri, merupakan simbol (perlambangan) yang memiliki dan mengandung makna tertentu.

“Kemudian di masa berikutnya simbol ini dikreasikan menjadi motif hias,” tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan