https://palpres.bacakoran.co/

Mars Keluarga Berencana: Sederhana Namun Sarat Makna, Refleksi Peringatan Harganas ke-31

Dani Saputra, Armansyah, Rahmadewi, Rindang Ekawati Peneliti Pada Pusat Riset Kependudukan, BRIN--

Disinilah dirasakan Program KB melemah. Bahkan seorang pengamat Kependudukan, Soeroso Dasar dalam bukunya “KB Mati Dikubur Berdiri” menulis kondisi Program KB yang menyedihkan “hatus dicatat sebagai cacat sejarah” dalam Program pembangunan bangsa.

BACA JUGA:Waduh Ada Apa Ini, Rektor UKB Sampai-sampai Mendatangi Mapolda Sumsel

Mengingat Proses Kependudukan (kelahiran, kematian dan migrasi) sangat mempengaruhi out come pembangunan, saatnya kita harus Kembali menggapai kejayaan yang pernah kita raih walaupun melalui jalan terjal dan tertatih tatih. 

Mengembalikan Program KB Nasional menjadi “primadona” seperti era kejayaan dulu memang terasa berat dan sulit walaupun bukan tidak mungkin. 

Momentum Terpilihnya Presiden 2024-2029

Pada bulan Oktober 2024 rakyat Indonesia akan mempunyai  presiden dan wakil presiden baru. 

BACA JUGA:Komitmen Atasi Penurunan Angka Stunting di Palembang, Ratu Dewa Diapresiasi Kepala BKKBN RI

Diharapkan memontum pelantikan presiden dapat melahirkan presiden yang lebih peduli dengan Program Kependudukan, karena baik buruknya outcome pembangunan akan dipengaruhi oleh proses kependudukan

Sampai saat ini, pada setiap acara resmi Program Kependudukan dan KB selalu dinyanyikan Lagu Mars KB, termasuk pada upacara peringatan Harganas ke 31 nanti yang dilaksanakan di Semarang Provinsi Jawa Tengah, mudah mudahan dihadiri oleh Presiden tentunya lagu Mars KB akan Kembali bergema

Makna Mars Keluarga Berencana

Renungkanlah makna Mars KB pada saat dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara Hari Keluarga Nasional. Dari Mars KB tersebut betapa banyak pesan moral dan pesan aksi yang harus dilakukan oleh kita semua baik pemangu kepentingan mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, petugas Lapangan KB dan kita semua.

BACA JUGA:Tinjau Pelayanan KB di RS Pusri dan Kampung KB Cempaka, Kepala BKKBN RI Puji Kinerja Ratu Dewa

Pesan 1 : Bangkitkan Program Keluarga Berencana

“Keluarga Berencana sudah waktunya janganlah diragukan lagi”

Walaupun hasil LFS (Long Form Sensus)  tahun 2020 memberikan gambaran yang mengembirakan dengan adanya penurunan angka kelahiran total (TFR) dari 2,41 menjadi 2,18 namun tantangan dan masalah yang dihadapi Program Bangga Kencana masih cukup berat, antara lain masih tingginya angka unmetneed (orang yang sudah tidak ingin punya anak lagi atau ingin anak tapi ditunda tetapi tidak terlayani Program KB) yaitu sebesar 11,50 persen (siperindu, 2023), masih cukup tingginya Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) wanita usia 15-19 tahun sekitar 27 per 1000 kelahiran , masih cukup tingginya angka kematian bayi, sekitar 16,85 per 1000 kelahiran, angka kematian ibu (AKI) sekitar 189 per 100.000 kelahiran. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan