Bongkar Misteri Prasasti Siddhayatra, Museum Sriwijaya TWKS Gandeng 5 Narasumber

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal (enam dari kiri) dan Kepala UTPD TWKS Nuryasin serta jajaran berfoto bersama narasumber dan para peserta Kajian Koleksi Prasasti Siddhayatra.--kurniawan/koranpalpres.com

BACA JUGA:Berebut Jadi Sang Juara 2024, 155 Finalis Blusukan ke Museum Negeri Sumsel

Masing-masing Dr Wahyu Rizky Andhifani SS MM selaku Peneliti Ahli Muda dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kemudian Dr Hudaidah SPd MPd, seorang dosen Sejarah dari FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri).

Berikutnya, Eka Nuraini S.Tr.Par., staf Poltekpar Palembang dan pemerhati pariwisata.

Lalu dua staf Koleksi UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan, Beny Pramana Putra SS dan Trisseda Angraini MPd. 

BACA JUGA:Museum Negeri Sumsel Telusuri Jejak Marga, SMB IV Dorong Pembuatan Perda, ini Pendapat 4 Akademisi

BACA JUGA:Beri Pemahaman Sejarah dan Budaya Ke Masyarakat, Museum Negeri Sumsel Gelar Seminar Hasil Kajian

Mengawali pemaparannya, Wahyu Rizky Andhifani mendatangkan pengertian prasasti yang berasal dari Bahasa Sanskerta.

Praśaśti, dari akar kata śamś yang berarti pujian, yaitu tulisan berupa sajak untuk memuji raja. 

Tertulis pada benda yang keras dan tak terulang. Prasasti memuat seluruh aktivitas raja yang dibuat atas perintah raja itu sendiri. 

Walaupun demikian ada banyak juga prasasti yang berisikan tentang aktivitas masyarakat yang tidak diketahui atau dikenal.

BACA JUGA:6 Tahun Berturut-Turut Gelar Sang Juara, Museum Negeri Sumsel Semakin Dicintai Gen Z

BACA JUGA:Museum Masuk Desa, Cara Cerdas Pemprov Sumsel Lestarikan Warisan Sejarah dan Budaya

Hal tersebut dikarenakan dalam isi prasasti yang tidak terlalu penting biasanya ditulis sesingkat mungkin.

Aksara Pallawa yang tertua terdapat pada prasasti-prarasti berupa yupa yang ditemukan di daerah Kutai di abad IV Masehi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan