Bongkar Misteri Prasasti Siddhayatra, Museum Sriwijaya TWKS Gandeng 5 Narasumber
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal (enam dari kiri) dan Kepala UTPD TWKS Nuryasin serta jajaran berfoto bersama narasumber dan para peserta Kajian Koleksi Prasasti Siddhayatra.--kurniawan/koranpalpres.com
BACA JUGA:7 Ikan Ini Mempunyai Kandungan Omega 3
Akademisi Unsri, Hudaidah mengangkat topik “Tradisi Menulis di Atas Batu, Kearifan Lokal Masyarakat Sriwijaya”.
Menurut Hudaidah, masyarakat Sriwijaya telah memastikan bahwa informasi penting dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak oleh waktu.
Penggunaan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa oleh masyarakat Sriwijaya menunjukkan kemampuan adaptasi budaya.
“Tradisi menulis di atas batu ini perlambang kekuatan simbolik yang kuat sebagai manifestasi kekuasaan dan legitimasi penguasa,” cetusnya.
BACA JUGA:Siapkan Diri! Penerimaan CPNS 2024 di Pemkab Ogan Ilir di Buka, Yuks Cek Disini
BACA JUGA:Jaga Eksistensi Makanan Tradisional, BPK Wilayah VI Bikin Pameran Warisan Raso Sumatera Selatan
Kemudian Hudaidah menyinggung beberapa nilai penting Prasasti Siddhayatra bagi kehidupan saat ini.
Menulis di atas batu yang dilakukan masyarakat Sriwijaya menunjukkan usaha untuk menyimpan informasi secara tahan lama.
“Ini penting untuk warisan pengetahuan dan budaya ke generasi selanjutnya,” tuturnya.
Selain itu, prasasti mencatat keputusan penting, hukum dan peristiwa sejarah serta akuntabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
BACA JUGA:Ratusan Anak Padati Gramedia World, Ternyata 2 Kegiatan Rumah Zakat ini yang Bikin Rame!
BACA JUGA:Ribuan Warga di 18 Kecamatan Palembang Antusias Ikuti Senam Sehat Bersama Fitrianti-Nadriana
Tradisi ini juga mencerminkan penghargaan tinggi terhadap pengetahuan, mendorong pelestarian informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Terlebih menulis di atas batu menunjukkan cara berkomunikasi yang jelas dan permanen.