https://palpres.bacakoran.co/

Dari Alam Liar ke Pusat Pelatihan, Puskass Hadirkan Buku Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya

Puskass segera melaunching sekaligus menggelar diskusi Buku Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya.--kolase koranpalpres.com

Walau manusia awalnya yang justru “mengusik” gajah. 

Kalau domestifikasi diberikan untuk gajah, keyakinan untuk hidup berdampingan dengan baik, akan tercipta. 

BACA JUGA:Keluarkan SK Perpanjangan Masa Kerja 13 Pejabat Bawahan, Rektor Baru UIN Raden Fatah Palembang Beri Alasannya!

BACA JUGA:Bawakan 4 Jenis Lagu, Drumband SMPN 2 Lahat Pukau Panggung Kehormatan dan Warga, Ini Penampakannya

Masyarakat di negeri Thailand saat ini, yang justru masih membuktikan pemberian domestifikasi sedemikian rupa, justru menghasilkan “keuntungan bersama” antara gajah dan manusia.

Domestifikasi gajah-gajah, terutama gajah Palembang di Air Sugihan, mestilah memberi kepastian kepada pemenuhan pakan yang mudah didapat bagi gajah-gajah tersebut. 

Pakan ini wajib sifatnya pakan yang tak digunakan oleh manusia maupun dalam bentuk kesediaan berbagi dengan makanan manusia. 

Salah satunya kita “harus” menghidupkan lagi konsep 3L pada alam liar gajah-gajah tersebut, terutama supaya guna liman dapat dimunculkan dengan baik. 

BACA JUGA:Kenakan Hasil Kreasi Siswa, Mayoret Drumband SMPN 3 Lahat Bak Model, Ini Buktinya

BACA JUGA:Kerja Keras Berbuah Manis, SMPN 2 Lahat Sabet 3 Trophy di Ajang Basket dan Volly Tingkat Kabupaten

Domestifikasi tersebut tidak akan “terjadi” dengan baik, jika tak ada keikutsertaan semua pihak, terutama pemerintah daerah, dalam memperhatikan dan mempertahankan “hutan lindung” di Pantai Timur Sumatera. 

Hutan lindung ini harus dijaga dengan komitmen tinggi, bukan berkurang tiap tahun, walau atas nama “peningkatan APBD” kabupaten atau provinsi. 

Namun jika gajah-gajah Palembang di Air Sugihan, dihadapi tidak dengan perspektif “domestifikasi”, tetapi dipandang “enemifikasi”, musuh nyata dan terbesar manusia yang hidup terdekat darinya. 

Serta tak ada perlindungan dari pemerintah daerah dalam menjaga hutan lindung di ujung pantai timur Sumatera, maka “rumah” hutan lindung tersebut akan menyusut, perlahan menghilang. 

BACA JUGA:Bawaslu Ngampus: Kolaborasi UIN Raden Fatah dan Bawaslu Sukseskan Pilkada Serentak 2024

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan