Siapa yang Layak Memimpin Saat Popularitas Menutupi Kompetensi, Mahasiswa Universitas Andalas Punya Jawabannya
Artikel ini ditulis Adelia Triani Manihuruk, Mahasiswa Universitas Andalas dengan judul, Siapa yang Layak Memimpin? Ketika Popularitas Menutupi Kompetensi.--kolase koranpalpres.com
Hal ini terjadi ketika masyarakat serta lembaga partai politik tidak berada pada kondisi yang sama.
Dibuktikan pada partisipasi masyarakat yang kurang terhadap proses rekutmen politik ini, ketika masyarakat kurang literasi.
BACA JUGA:Tak Terbendung! 3 Alasan Seluruh Parpol Bersatu Dukung Panca-Ardani, Nomor 3 Bikin Lawan Gemetar
Sehingga mudah terpengaruh oleh citra dan popularitas semata, tanpa memperhatikan rekam jejak dan program kerjanya.
Begitupun dengan partai politik yang seringkali mengutamakan kemenangan dalam pemilu dari pada membangun kader yang berkualitas.
Belum lagi proses seleksi calon yang seringkali tidak transparan sehingga masyarakat sulit untuk berpartisipasi mengetahui kriteria calon pemimpinnya.
Kesimpulannya, salah satu penyebab kekacauan dalam perekrutan calon pemimpin di Indonesia saat ini yang dipenuhi oleh kepopularitasan adalah karena proses perekrutannya yang tidak transparan.
BACA JUGA:Sejarah Baru di Ogan Ilir! Seluruh Parpol All Out Usung Panca-Ardani di Pilkada Serentak 2024
BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024, Pj Walikota Palembang Imbau Parpol Berkampanye dengan Santun
Termasuk tidak memenuhi 3 fondasi utama dalam perekrutan calon, seperti elektabilitas yang memperhatikan moral dan integritas.
Kemudian intelektualitas yang memperhatikan cara mengambil keputusan serta kematangan dalam berpikir.
Dan yang terakhir, elektabilitas atau poplaritas.
Yang membuat masyarakat dilema, apakah memilih pemimpin yang popularitas atau kompeten?
BACA JUGA:MK Ubah Syarat Pilkada, Parpol Tanpa Kursi DPRD Bisa Usung Calon Kepala Daerah di Pilkada