https://palpres.bacakoran.co/

Apa itu Persepsi Kriminalisasi Seks dalam Tayangan Hukum Media? Ini Pendapat Mahasiswa Universitas Andalas

Artikel berjudul Persepsi Kriminalisasi Seks dalam Tayangan Hukum Media: Tinjauan Kritis ini ditulis oleh Sania Ramadhani, mahasiswa Universitas Andalas.--freepik

Kasus pembunuhan, pemerkosaan, narkoba, narkotika yang seolah biang masalah berasal dari menonton televisi masih sangat jauh dari jangkauan pengusaha dalam meminimalisir kasus tersebut. 

Tayangan-tayangan tersebut sangat mudah diakses oleh anak muda bahkan dibawah umur sehingga mereka melihat hal-hal tersebut pada usia yang tidak seharusnya menontonkan hal tersebut.

BACA JUGA:Wajib Diperhatikan! Mahasiswa Universitas Andalas Bagikan Tips Bijak Terima Informasi Politik di Media Sosial

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Partisipasi Politik Perempuan Fondasi Kesetaraan Gender di Indonesia

Hal ini menjadi salah faktor kepada sumber daya manusia menjadi rendah, minim literasi dan memiliki potensi untuk melaksanakan tindakan kriminal.

Seharusnya pula hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk mewaspadai dan memperketat aturan-aturan dalam penggunaan media digital dalm arti mempertimbangkan efektivitas dari sanksi pidana dengan pemanfaatan pendekatan.

Dunia penyiaran adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh individu manapun, karena pada dasarnya masyarakat pada zaman ini sudah sangat terikat dengan hal yang berbasis digital. 

Padahal ini sesuatu yang harus dikembangkan adalah edukasi seseorang terhadap penggunaan dan penyaringan informasi pada media sosial. 

BACA JUGA:Ancam Integritas Bangsa, Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Politik Uang di Kontestasi Pilkada 2024

BACA JUGA:Antara Perpecahan dan Integrasi Sosial, Mahasiswa Universitas Andalas Kupas Plus Minus Politik Identitas

Berita-berita yang sekiranya hanya akan memberikan dampak buruk dan bahkan bertujuan untuk menjatuhkan seseorang seharusnya segera lansung dilaporkan dengan tujuan berita tersebut dapat lansung dihapus secara permanen oleh sistem. 

Namun, perilaku tersebut membutuhkan edukasi tinggi dan tinjauan yang ketat mengenai pola perilaku dalam penggunaan media. 

Sumber daya manusia Indonesia saat ini cenderung hanya menginginkan hal-hal yang akan membuat mereka puas saja tanpa melihat sisi faktual berita yang disediakan. 

Hal ini sangat sulit dihindari karena kebudayaan masyarakat yang sudah melekat dalam tujuan penggunaan media tersebut.

BACA JUGA:JASMERAH! Mahasiswa Universitas Andalas Beber Motif Inggris Dirikan Benteng Marlborough di Bengkulu

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan