Sungai Kebondoekoe, Jalur Perdagangan di Pasar Terapung Tempo Dulu

Reporter: Trisno Rusli |

Editor: Trisno Rusli |

Kamis , 24 Oct 2024 - 14:29

Sungai Kebondoekoe atau Kebon Dulu merupakan jalur perdagangan di pasar terapung--Kolase

Pasar terapung yang menjadi ciri khas masyarakat Kota Palembang tidak lagi ada.

Mang Dayat menjelaskan, pasar terapung menjadi salah satu pemanfaatan sungai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dulu, sungai menjadi transportasi utama bagi masyarakat karena untuk jalan daratnya sendiri didominasi rawa-rawa.

“Rumah menghadap sungai karena memang sungai merupakan transportasi utama masyarakat,” terangnya.

Mang Dayat menambahkan, hilangnya fungsi sungai sebagai transportasi utama masyarakat terjadi pada masa Belanda.

Saat itu Belanda mengubah orientasi sungai menjadi darat untuk transportasi.

“Selain itu juga terjadi karena faktor alam, semakin lama sungai mengecil karena banyaknya sendimen lumpur,” katanya.

Kondisi ini diperparah dengan banyaknya perumahan yang tidak memperhatikan aliran sungai.

“Dulu rumah berupa panggung namun sekarang permanen dan parahnya lagi perumahan dibangun di pinggir sungai,” katanya.

sungai kebondoekoe, jalur perdagangan di pasar terapung tempo dulu                            palembang, koranpalpres.com – sungai kebondoekoe atau kebon duku merupakan salah satu anak sungai musi di palembang yang sudah tidak lagi berperan dalam kehidupan masyarakat.
sungai kebondoekoe ini memiliki aliran yang panjang dan menjadi penghubung sungai tengkuruk ke sungai sekanak dan berakhir di sungai musi.
pemerhati sungai, mang dayat menjelaskan, sungai kebondoekoe merupakan jalur perdagangan masyarakat palembang tempo dulu.
sungai ini menjadi penyeimbang distribusi lalu lintas dari berbagai sungai lainnya seperti sungai rendang, ketandan, sungai sayangan, tengkuruk, sei kapuran dan bermuara ke sungai sekanak.
baca juga:konon, sungai remangantu ada di bawah rawa-rawa, benarkah banyak antu banyu?
baca juga:akhirnya terungkap! sungai seleman, si ‘penangkal banjir palembang’ yang telah hilang, ada yang tau lokasinya?

view this post on instagram

a post shared by palembang ekspres (@palpres)

“sungai ini merupakan jalur perdagangan pedagang ke masyarakat berupa pasar terapung,” ujarnya kepada tim koranpalpres.com.
namun demikian, sambungnya, karakteristik anak sungai tersebut mengalami pasang surut sehingga keberadaan pasar terapung tersebut baru bisa dilakukan pada saat air sungai sedang pasang.
masih kata mang dayat, posisi sungai kebondoekoe atau kebon duku berada di pusat kota sehingga banyak sekali perkampungan.
posisi strategis itulah yang membuat peran sungai kebondoekoe cukup vital dan menjadi salah satu pusat perdagangan bagi masyarakat tempo dulu.
baca juga:ajak masyarakat partisipasi ciptakan pilkada damai, ini cara polsek sungai keruh ambil
baca juga:9 sungai di sumatera selatan, nomor 5 jadi yang terpanjang dan membelah palembang jadi ulu dan ilir!
“karena posisinya di tengah kota dan perkampungan, sungai kebun duku ini sangat strategis untuk jalur perdagangan,” jelasnya.
kini, cerita kejayaan sungai kebondoekoe tinggal cerita
meski perannya sangat strategis, sungai kebondoekoe hanya tinggal cerita bagi masyarakat kota palembang zaman dulu.
pasar terapung yang menjadi ciri khas masyarakat kota palembang tidak lagi ada.
baca juga:daftar anak sungai musi di palembang berdasarkan peta 1922, 3 sungai bak ‘hilang ditelan bumi’
baca juga: kembangkan wisata sungai musi, rdps bakal bangun dermaga khusus perahu getek
mang dayat menjelaskan, pasar terapung menjadi salah satu pemanfaatan sungai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
dulu, sungai menjadi transportasi utama bagi masyarakat karena untuk jalan daratnya sendiri didominasi rawa-rawa.
“rumah menghadap sungai karena memang sungai merupakan transportasi utama masyarakat,” terangnya.
mang dayat menambahkan, hilangnya fungsi sungai sebagai transportasi utama masyarakat terjadi pada masa belanda.
baca juga:sungai musi masuk daftar? inilah 6 sungai terpanjang di indonesia, terakhir dijuluki amazonnya indonesia!
baca juga:masuk musim penghujan, pupr palembang rutin sisir anak sungai, salah satunya di kawasan ini 
saat itu belanda mengubah orientasi sungai menjadi darat untuk transportasi.
“selain itu juga terjadi karena faktor alam, semakin lama sungai mengecil karena banyaknya sendimen lumpur,” katanya.
kondisi ini diperparah dengan banyaknya perumahan yang tidak memperhatikan aliran sungai.
“dulu rumah berupa panggung namun sekarang permanen dan parahnya lagi perumahan dibangun di pinggir sungai,” katanya.
baca juga:tingkatkan kapasitas umk desa wisata sungai singkut sarolangun, pln salurkan program pengembangan desa
baca juga:asal-usul sungai musi: jejak sejarah yang mengalir di palembang, dianggap pembawa keberuntungan
sementara itu, pengamat sejarah, kms h andi syarifuddin menjelaskan, posisi sungai kebondoekoe melintasi beberapa kampung lama di kota palembang.
yakni kampung 18 ilir, lalu 19 ilir, 22 ilir palembang, 23 ilir dan terakhir 24 ilir palembang.
sungai kebon duku sendiri berada di lingkungan masjid agung tepatnya di belakang international plaza arah mir senen.