MANTAP! Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 1 Dibuka dengan Sistem One Way, Perjalanan Lancar Selama Liburan Nataru
MANTAP! Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 1 Dibuka dengan Sistem One Way, Perjalanan Lancar Selama Liburan Nataru--Hutama Karya
Kehadiran petugas dan pengaturan lalu lintas yang baik di titik-titik tertentu diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan memastikan perjalanan lebih lancar.
Meski baru beroperasi dengan satu jalur yang mengarah dari Seulimeum menuju Padang Tiji, Hutama Karya memastikan bahwa seluruh elemen yang ada di jalan tol telah memenuhi standar keselamatan yang tinggi.
Keamanan pengendara menjadi prioritas utama, terutama dalam menghadapi volume kendaraan yang tinggi di masa libur Nataru.
Keputusan untuk mengoperasikan Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 1 dengan sistem satu arah (one way) bukan tanpa alasan.
Skema ini diterapkan dengan tujuan mengurangi potensi kemacetan yang sering terjadi di jalur utama, khususnya menjelang dan selama libur panjang.
Mengingat banyaknya kendaraan yang menuju ke Banda Aceh, skema one way dianggap menjadi solusi terbaik untuk menjaga kelancaran lalu lintas dan menghindari penumpukan kendaraan di titik-titik tertentu.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan tol ini dapat dioperasikan dengan aman.
“Dengan pembukaan tol fungsional ini, kami berharap dapat memberikan alternatif perjalanan yang lebih cepat dan aman bagi masyarakat yang melakukan perjalanan selama libur Nataru. Kami juga mengimbau kepada pengguna jalan untuk tetap berhati-hati dan mematuhi seluruh aturan yang ada,” jelasnya dikutip koranpalpres.com dari hutamakarya.com.
Namun, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh pengguna jalan. Jalur yang mengarah dari Padang Tiji menuju Seulimeum saat ini belum dapat difungsionalkan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala teknis, salah satunya adalah adanya lajur yang masih memerlukan penyempurnaan perkerasan badan jalan di beberapa titik, yakni STA 8+000 hingga STA 9+000.
Selain itu, pembebasan lahan di beberapa titik juga menjadi tantangan yang belum sepenuhnya terselesaikan.