Mengenal Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi: Cerita di Balik Perayaan Global
Ilustrasi - Mengenal sejarah perayaan tahun baru masehi: Cerita di balik perayaan global.-Youtube/@Islam Wiki-
Perayaan tahun baru masehi tercatat pertama kali dirayakan sekitar 4.000 tahun lalu atau sejak 2.000 tahun sebelum masehi (SM).
Bangsa Babilonia menjadi bangsa pertama yang merayakannya di rentang tahun 1696-1654 SM.
BACA JUGA:Malam Tahun Baru Kesempatan Meningkatkan Perekonomian Warga lewat Ribuan Wisatawan
BACA JUGA:Tahun Baru, Semangat Baru! 6 Motivasi Menghadapi Tahun yang Lebih Baik!
Tujuan perayaan tahun baru ini dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru.
Tradisi perayaan tahun baru oleh Bangsa Babilonia dilakukan dengan mengikuti penanggalan pada bulan pertama vernal equinox (perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptikal).
Namun pada saat itu, perayaan tahun baru tidak dilakukan pada 1 Januari, melainkan pada pertengahan bulan Maret.
Mengapa demikian? Sebab di bulan Maret terjadi pergantian musim.
Asal Usul Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi
Asal mula perayaan tahun baru Masehi dapat ditelusuri hingga ke peradaban kuno Romawi, yang dikenal sebagai masyarakat pagan atau pemuja berhala, serta komunitas Zoroastrianisme yang menyembah dewa.
Sebelum menggunakan penanggalan Masehi, bangsa Romawi kuno mengadopsi kalender Romawi mereka sendiri sebagai acuan waktu pada masa itu.
Namun, setelah Julius Caesar menjadi kaisar Roma, dia memutuskan untuk mengganti kalender tradisional Romawi yang sudah ada sejak abad ke-7 SM.
Proses perumusan kalender baru ini melibatkan bantuan Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah.
Sosigenes menyarankan agar kalender baru ini didasarkan pada revolusi matahari, sesuai dengan praktik yang telah dilakukan oleh orang Mesir pada masa lalu.
Hasil dari perumusan tersebut adalah satu tahun dalam kalender baru dihitung sebagai 365,25 hari, dan Julius Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM.