Syukurin Lu! Dukung Israel Hancurkan Gaza, Aktor Keji Ini Menangisi Kehilangan Rumahnya Akibat Kebakaran
Aktor James Wood si pendukung Israel membantai Gaza menangisi rumahnya yang kebakaran-news-
"Rumah bibi saya dibom (Israel) pada Oktober 2024. Putrinya tewas bersama 15 orang lainnya, banyak yang masih tertimbun reruntuhan hingga sekarang. Apakah ini berarti bagi Anda?"
Abu Toha, adalah warga asli Gaza. Ia kini menjadi tokoh terkemuka yang menceritakan pengalaman warga Palestina yang mencoba bertahan hidup dari serangan genosida Israel selama 15 bulan terakhir.
BACA JUGA:Kasad Dampingi Panglima TNI Sambut Kedatangan Tim Bantuan Kemanusiaan Gaza
Sementara sejak dimulainya pembantaian, si biadab Woods yang dikenal aktor sayap kanan tersebut telah berulang ulang memuji serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 46 ribu warga Palestina selama 15 bulan terakhir dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut menjadi puing-puing.
"Bom orang-orang biadab yang melakukan ini kembali ke Zaman Batu. Tidak ada area abu-abu. "Bunuh mereka semua," tulis si aktor dalam postingan X pada Oktober 2023.
Bahkan dalam postingan sebulan kemudian, Woods menuntut "tidak ada gencatan senjata, tidak ada kompromi, tidak ada pengampunan. #KillThemAll".
Status keji dan berperasaan yang dibuat Woods tersebut kini diviralkan kembali oleh warganet di saat ia sedih karena harus kehilangan rumah. Benar-benar sebuah ironi yang tepat untuknya.
BACA JUGA:16 Musisi Terlibat dalam Konser Kemanusiaan untuk Gaza di M Bloc Space
BACA JUGA:Mark Ruffalo Mejadi Salah Satu Artis Hollywood Yang Mengutuk Serangan Israel ke Gaza
Di samping itu, pengguna media sosial lainnya menyoroti ironi Woods yang lain. Ia juga dikenal seorang skeptis perubahan iklim. Ia kini kehilangan rumahnya karena cuaca ekstrem.
Tidak sedikit warganet yang mencibir. Ia harus menerima cemooh dari kejadian yang menimpanya seperti karma, lantaran ia mendukung penghilangan tempat tinggal warga Gaza dan kini ia merasakannya dengan cara lain.
Tetapi kekejian hatinya barangkali tidak akan menyadarkannya. Ia mungkin akan tetap mendukung pembantaian di Gaza sambil berharap orang bersimpati terhadap nasibnya.