TERUNGKAP! Aktivis CPI yang Pertama Temukan Kejanggalan Perubahan Nama di Prasasti Kompleks Makam Sabokingking

Pentolan CPI, Muhammad Setiawan (paling belakang) bersama rekan-rekannya sesama aktivis CPI berziarah di Kompleks Makam Sabokingking.--cpi for koranpalpres.com
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Setelah mencuat di pemberitaan dan menjadi Headlines di Palembang Ekspres, terkait kejanggalan perubahan nama yang tertulis di prasasti pada Kompleks Makam Sabokingking.
Dari sini timbul penasaran bagaimana awal mula kejanggalan tersebut bisa menghangat hingga mengundang pihak berwenang, dalam hal ini Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang, untuk menjalankan upaya perbaikan.
Melalui chat WhatsApp, pentolan Cakrawala Perjuangan Indonesia (CPI) Muhammad Setiawan menyampaikan fakta mengejutkan mengenai siapa yang pertama kali menemukan kejanggalan tersebut di kompleks pemakaman kuno yang berlokasi di bilangan Sei Buah, Ilir Timur II, Palembang.
Kepada redaksi Palembang Ekspres, dia mengklaim bahwa CPI yang pertama sekali mendapati kejanggalan itu dan kemudian memviralkannya.
BACA JUGA:Pakai Biaya Sendiri, Langkah Konkret CPI Dukung Program MBG Bikin Happy Warga Kalidoni Palembang
Lebih lanjut dia bercerita, berawal Senin pagi 27 Januari 2025 M bertepatan 27 Rajab 1446 H.
Pria yang akrab disapa Cek Wan bersama Ilham alias Cek Ham dan kawan-kawan CPI lainnya melakukan ziarah ke Pemakaman Kerajaan Islam Palembang di Kompleks Makam Sabokingking.
Secara tidak sengaja, mereka melihat adanya perubahan nama yang dibuat di prasasti daftar tokoh yang dimakamkan di Sabokingking di depan komplek makam.
Ketika sedang ziarah bersama rombongan dari salah satu instansi pemerintah pusat, Cek Ham dan Cek Wan berdiskusi terkait sejarah dan nama tokoh-tokoh yang dimakamkan di Sabokingking.
BACA JUGA:Dukung Program MBG, CPI Bagikan Susu Gratis untuk Anak-Anak di Lawang Borotan BKB Palembang
BACA JUGA:Disbud Kota Palembang Gelar FGD Kedatuan Sriwijaya, Sentuh Cakrawala Wawasan Generasi Muda
Lantas saat melihat di kijing makam baru dipasang nama tokoh-tokoh inti, mereka mulai merasakan ada kejanggalan karena nama yang digunakan di kijing makam guru Pangeran Sido Ing (PSI) Kenayan adalah Sayid Umar Al Idrus.
Hal ini berbeda dengan keterangan kuncen dan keterangan Zuriat Palembang bahwa selama ini tokoh ulama dimaksud bernama Sayyid Muhammad Nuh Ali fahsyar.