Masyarakat Muslim di NTT Punya Tradisi Sendiri yang Membuat Ramadan Terasa Hadir

Masyarakat di Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Waiwerang Kota, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur membuat makanan khas jagung titi terutama ketika menjelang Ramadan. -antara-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Masyarakat Muslim di Nusa Tenggara Timur atau NTT juga punya tradisi yang membuat Ramadan di sana ada tanda-tandanya dan terasa hadir.
Meskipun mungkin tidak seseru di tempat lain, salah satu tradisi Ramadan di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah bukber atau buka puasa bersama. Tradisi ini dilakukan untuk mempererat silaturahmi di antara sesama.
Tradisi menyambut Ramadan lain di NTT, biasanya dilakukan dengan pawai. Pawai ini menjadi simbol kegembiraan dan antusiasme umat Muslim dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Tujuan pawai menyambut Ramadan menjalin kebersamaan dan persaudaraan, meningkatkan semangat ibadah, mengenalkan nilai-nilai Islam, menghiasi lingkungan dengan nuansa Ramadan, sebagai bagian menghormati bulan suci Ramadan.
BACA JUGA:Tradisi Khas dan Unik Memeriahkan Ramadan dari Masyarakat Berbagai Etnis di NTB
BACA JUGA:5 Tradisi Unik Ini Hanya Ada di Bali Saat Bulan Suci Ramadan
Ada Jagung Titi di Lamahala
Sehari menjelang Ramadan akan terdengar suara tumbukan batu bertalu-talu mengusik keheningan di Lamahala menjelang adzan salat subuh. Suara entakan batu datang dari arah timur Rumah Adat Lawaha, tepatnya di Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Waiwerang Kota, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Rupanya, tidak kurang dari 70 rumah penduduk yang menempati lahan miring di sana yang dihuni oleh para produsen cemilan khas Pulau Adonara, NTT bernama jagung titi.
Makanan itu dibuat dari tanaman pangan jagung yang ditumbuk menggunakan batu. "Jagung titi makanan khas sini. Satu kampung ini, kami yang buat. Ditumbuk batu sampai gepeng, seperti emping melinjo kalau di Jawa, tapi ini bahannya jagung," kata Ketua RT05 RW02 Lamahala Jaya, Suleman Kasim
Meski tekstur dan proses pembuatan jagung titi mirip dengan emping, tapi tidak dengan rasanya. Emping berbahan dasar melinjo memiliki sedikit rasa pahit yang kerap bisa tersamarkan dengan pemberian bumbu yang pas.
BACA JUGA:Tradisi Ramadan Masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang Mulai Tergerus Peradaban
BACA JUGA:Ini Tradisi Ramadan Masyarakat Kalimantan Timur yang Masih Kental
Jagung titi khas Lamahala tak menyiratkan rasa pahit sedikit pun. Sensasi rasanya justru lebih meriah dengan tambahan garam yang membuat rasa gurihnya berpadu serasi dengan semburat manis jagung.