https://palpres.bacakoran.co/

Tradisi Ramadan Masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang Mulai Tergerus Peradaban

Tradisi magong di masyarakat Tidung di Kalimantan Utara saat menyambut Ramadan-kaltaranews-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Tradisi menyambut Ramadan di Kalimantan Utara tidak terlepas dari budaya Suku Tidung sebagai penduduk asli yang dominan di wilayah itu.

Beberapa tradisi itu sudah berjalan sejak dahulu kala dan diturunkan dari generasi ke generasi sampai saat ini. Namun, budaya-budaya itu bisa tergerus peradaban jika tidak dijaga dengan sepenuh hati.

Budaya yang Tergerus Peradaban

Salah satu tokoh Suku Tidung di Nunukan, Arba’in, mengatakan, rangkaian adat istiadat Tidung misalnya ‘Sambut Bulan’ sebagai tradisi menyambut bulan Ramadan, mungkin terdengar sederhana.

Meskipun begitu, tidak ada budaya leluhur yang bernilai biasa-biasa saja.

BACA JUGA:Ini Tradisi Ramadan Masyarakat Kalimantan Timur yang Masih Kental

BACA JUGA:7 Tradisi Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dalam Menyambut Kedatangan Ramadan

Namun sayang, generasi Tidung sekarang, sangat jarang yang mengerti atau mau mempelajari warisan tak benda dari nenek moyangnya, sehingga kerap terjadi pergeseran budaya dan rangkaian prosesi adat tersebut terkesan tidak menarik.

‘’Saat ini harus diakui anak-anak kita jarang yang paham budaya aslinya. Butuh sebuah inovasi yang menguatkan identitas suku Tidung, dan dibanggakan generasi kami,’’ ujar Arba’in.

‘’Apalagi yang tahu doa yang dibaca saat arwahan. Yang tahu kan generasi tua saja. Prosesinya apa saja, hidangannya apa, tujuan dan maknanya. Ini menjadi keprihatinan kami yang tua tua,’’ katanya.

Sejauh ini, sudah sangat jarang ada warga suku Tidung memasang pelita di jalan jalan, karena sudah banyak lampu. Namun Arba’in mengaku bersyukur, masih ada pedesaan di pedalaman Nunukan yang menjaga tradisi tersebut.

BACA JUGA:Tradisi Ramadan di Kalimantan Tengah, Ada Tradisi Keriang Keriut dan Lainnya

BACA JUGA:Inilah 5 Tradisi Jelang Ramadan di Kalbar yang Khas dan Masih Bertahan

Selain itu, di Kabupaten Nunukan, masih cukup banyak bambu betung. Hanya saja, anak-anak suku Tidung, seakan tidak lagi tertarik dengan perang leduman, seperti yang sering dilakukan zaman dulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan