Ragam Tradisi Unik Ramadan di Sulawesi Utara dari Mandi Safar, Monuntul sampai Maca' Bulan

Sebelum bulan puasa berakhir, warga Bolmong di Sulawesi Utara memasang obor dan lampu-lampu di depan rumah dan di jalan-jalan dengan harapan akan keberkahan.-alif.id-
Masih dalam rangka membersihkan diri, ada juga tradisi yang mulai dilupakan, yaitu "Bacoho". Orang-orang mencampur remasan daun pandan dengan balakama (daun kemangi) untuk dipakai keramas atau membilas rambut. Setelah Mandi safar dan bacoho ini, niscaya tubuh dan jiwa terasa segar dan siap menyongsong Ramadan.
Tradisi Lain Menyambut Ramadan di Sulawesi Utara
Monuntul
Menjelang akhir bulan puasa, atau sekira tiga hari sebelum bulan puasa berakhir, warga Bolmong memasang obor dan lampu-lampu di depan rumah dan di jalan-jalan dengan harapan akan keberkahan dengan cahaya obor.
BACA JUGA:Ragam Tradisi Masyarakat Sulawesi Barat Menyambut Ramadhan
BACA JUGA:Masyarakat Muslim di NTT Punya Tradisi Sendiri yang Membuat Ramadan Terasa Hadir
Festival cahaya Ramadan ini dikenal dengan tradisi "Monuntul", yang secara harfiah berarti "memasang obor".
Tradisi Ramadan seperti pawai obor atau buka puasa bersama ini terkadang juga muncul di wilayah Sangihe dan Talaud yang melibatkan masyarakat muslim dan non muslim.
Tradisi lain ada di Kota Manado, yakni sejumlah remaja Masjid Ibnul Amin di Kecamatan Tuminting, Kelurahan Mahawu Lingkungan 3, memiliki tradisi unik dalam memeriahkan bulan suci Ramadan.
Mereka berkeliling kampung hingga ke antar-kelurahan di Kota Manado untuk membangunkan warga agar bersantap sahur sambil memainkan alat musik dan menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri. Para remaja ini berusaha menjaga semangat Ramadan tetap hidup.
BACA JUGA:Tradisi Khas dan Unik Memeriahkan Ramadan dari Masyarakat Berbagai Etnis di NTB
BACA JUGA:5 Tradisi Unik Ini Hanya Ada di Bali Saat Bulan Suci Ramadan
Namun, seperti halnya tradisi lainnya, praktik membangunkan sahur ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Salah satu warga, Arief Fandi, menilai kegiatan tersebut positif, namun tetap memerlukan koordinasi lebih lanjut untuk menghindarkan konfliks atau gangguan kepada warga terutama nonmuslim.
Hal ini pun memunculkan diskusi tentang bagaimana melestarikan tradisi sambil tetap menghormati keberagaman masyarakat.
Meskipun banyak orang kini mengandalkan alarm digital di ponsel mereka, kehadiran para pemuda yang berkeliling kampung untuk membangunkan sahur masih dapat ditemui di Kota Manado, Sulawesi Utara.