Ragam Tradisi Unik Ramadan di Sulawesi Utara dari Mandi Safar, Monuntul sampai Maca' Bulan

Sebelum bulan puasa berakhir, warga Bolmong di Sulawesi Utara memasang obor dan lampu-lampu di depan rumah dan di jalan-jalan dengan harapan akan keberkahan.-alif.id-
Tradisi ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga merupakan wujud kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang kesulitan bangun sendiri untuk sahur.
BACA JUGA:Tradisi Ramadan Masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang Mulai Tergerus Peradaban
BACA JUGA:Ini Tradisi Ramadan Masyarakat Kalimantan Timur yang Masih Kental
Pawai obor atau Tabtu
Tradisi unik lainnya dari warga muslim Manado jelang Ramadhan adalah tradisi pawai obor atau Tabtu.
Tabtu ini biasanya diikuti ratusan hingga ribuan peserta dan mengitari rute yang disiapkan panitia. Obor peserta diketahui terbuat dari bambu.
Mo Nisip
Tradisi Mo Nisip mirip dengan ruwahan di beberapa tempat lain, adalah baca doa arwah yang dilakukan pada bulan Sya’ban menjelang bulan Ramadhan.
BACA JUGA:7 Tradisi Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dalam Menyambut Kedatangan Ramadan
BACA JUGA:Tradisi Ramadan di Kalimantan Tengah, Ada Tradisi Keriang Keriut dan Lainnya
Tradisi ini sudah dilakukan sejak dulu hingga sekarang, dan dilakukan oleh setiap keluarga dalam satu rumah. Kegiatan Mo nisip / baca doa arwah ini biasanya satu keluarga menyiapkan makanan dan minuman untuk dihidangkan setelah selesai baca doa tersebut.
Molanu
Tradisi saling berbagi masih banyak dilakukan warga Muslim di Desa Kopandakan Satu, Kota Kotamobagu. Selama bulan Ramadan, ada kebiasaan yang dilakukan, yang dalam bahasa Mongondow yang disebut Molanu yang artinya mengantar kue untuk berbuka puasa.
Setiap kali menjelang jam berbuka puasa, warga bergiliran sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama akan membawa kue ke masjid untuk santapan berbuka puasa bersama.
BACA JUGA:Inilah 5 Tradisi Jelang Ramadan di Kalbar yang Khas dan Masih Bertahan