Menjadi Muslim Moderat di Kampus: Mewujudkan Toleransi Beragama Berdasarkan Nilai Islam
Menjadi Muslim Moderat di Kampus: Mewujudkan Toleransi Beragama Berdasarkan Nilai Islam--
Hasil penelitian berjudul "Menjadi Muslim Moderat di Kampus: Mewujudkan Toleransi Beragama Berdasarkan Nilai Islam" disusun oleh Tim Peneliti MKWU Agama kelas 33 Kelompok 5, Universitas Andalas 2025 (Laras, Meli, Sofi, Lulu, Ghaza, Naufal, Wildan, Reza, Alwi).
KORANPALPRES.COM - Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman luar biasa, termasuk suku, budaya, bahasa, dan tentu saja agama.
Realitas ini menjadikan toleransi sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kampus berfungsi sebagai tempat interaksi intelektual dan sosial, menjadi wadah bagi berbagai identitas.
BACA JUGA:Konstitusi dalam Cengkeraman Politik, Mahasiswa Universitas Andalas Sindir Pilpres 2024
Di sini, mahasiswa dari latar belakang yang bervariasi saling hidup, belajar, dan bertumbuh bersama dalam satu lingkungan.
Dalam konteks ini, umat Islam yang jumlahnya dominan di Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk mewujudkan kampus yang inklusif, harmonis, dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
Islam dan Spirit Moderasi: Jalan Tengah dalam Beragama
Islam sebagai agama rahmat mengajarkan jalan tengah (wasathiyah), yang tidak condong pada ekstremisme ataupun liberalisme yang lepas kendali.
BACA JUGA:Mahasiswi Universitas Andalas Optimis Sosialisasi Mampu Meningkatkan Kesadaran Politik Perempuan
Moderasi dalam Islam adalah prinsip keseimbangan antara iman dan akal, antara teks dan konteks, antara individualitas dan kemaslahatan sosial.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
“Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang wasat (tengah/moderat), agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu…” (QS. Al-Baqarah: 143)