Menjadi Muslim Moderat di Kampus: Mewujudkan Toleransi Beragama Berdasarkan Nilai Islam
Menjadi Muslim Moderat di Kampus: Mewujudkan Toleransi Beragama Berdasarkan Nilai Islam--
BACA JUGA:Ampera Tourism Run 2025 Sukses! Wamendagri Puji Ratu Dewa sebagai Penggagas Event Ikonik Nasional
Peran Mahasiswa Muslim: dari Simbol ke Substansi
Menjadi Muslim di kampus bukan sekadar mengenakan identitas simbolik seperti pakaian syar’i, rajin ikut kajian, atau aktif dalam organisasi dakwah.
Lebih dari itu, mahasiswa Muslim harus menjadi agen perubahan yang menyuarakan Islam dengan pendekatan humanis.
Tunjukkan bahwa Islam tidak hanya peduli pada umat Islam, tetapi pada kemanusiaan secara keseluruhan.
BACA JUGA:Wujudkan Palembang Zero Stunting, Ratu Dewa & Kartika Sandra Dorong Gemarikan di Masyarakat
Ketika teman non-Muslim sedang berduka, datanglah memberi dukungan.
Ketika ada kegiatan lintas iman, jangan mencemooh—ikutlah berdialog secara sehat.
Ketika melihat ujaran kebencian, lawanlah dengan ilmu, bukan emosi.
Dakwah tidak hanya dengan lisan, tetapi juga dengan tindakan.
BACA JUGA:Danrem Gapo Buka Kejuaraan Lomba Burung Berkicau Piala Pangdam, Ini Tempatnya
BACA JUGA:Ada Aksi Massa di Simpang Surulangun, Terkait Apa?
Seperti sabda Rasulullah: "Seorang Muslim adalah yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari & Muslim)
Peran Institusi Kampus: Menjadi Fasilitator Nilai Keislaman yang Inklusif
Tidak cukup hanya mahasiswa.
Institusi kampus juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga toleransi dan mencegah polarisasi.