Mahasiswi Unsri Singgung Realisasi Gagasan Mengajar dengan Merdeka dan Mendidik dengan Cerdas
Mengajar dengan Merdeka, Mendidik dengan Cerdas.--
BACA JUGA:Ada Kajati Sumsel di Unsri Indralaya, Giat Apakah itu Dilakukan
Melainkan juga menekankan pentingnya pembentukan karakter, penanaman nilai moral, serta penguatan keterampilan abad 21.
Guru dituntut tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, kreativitas, serta kepedulian sosial pada peserta didik.
Salah satu program yang mendukung hal ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Melalui proyek ini, peserta didik diajak untuk belajar dari pengalaman langsung, misalnya dalam kegiatan pengelolaan lingkungan, praktik kewirausahaan, atau pelestarian budaya lokal.
BACA JUGA:584 Mahasiswa Baru UNSRI Terima KIP Kuliah 2025 Jalur SNBP, Berapa Total Kuota Penerima?
Dengan cara demikian, pendidikan menjadi lebih relevan dengan kehidupan nyata dan memberi bekal yang lebih lengkap bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan global di abad ke-21.
Meskipun memiliki arah yang jelas, implementasi Kurikulum Merdeka tidak lepas dari hambatan.
Salah satu tantangan besar adalah keterbatasan infrastruktur digital di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Banyak sekolah masih harus menggunakan perangkat ajar offline karena keterbatasan akses internet.
Hal ini memperlihatkan adanya kesenjangan yang signifikan antara sekolah di perkotaan dan di pedesaan.
Tanpa pemerataan fasilitas, semangat merdeka belajar akan sulit dirasakan secara adil oleh semua peserta didik.