Mengungkap Jejak Sosial Budaya Sriwijaya: Manik-manik Sebagai Simbol Status, Perhiasan, dan Benda Ritual
Salah satu narasumber, Dr. Hudaidah, M.Pd., memaparkan tema “Manik-manik Sriwijaya dalam Perspektif Sosial dan Budaya” -Foto: Sri Devi-koranpalpres.com
Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H., membawakan materi “Perspektif Teori Konstitusi Nusantara Terhadap Manik-manik Palembang”.
Kelima narasumber tersebut memaparkan sudut pandang berbeda yang saling melengkapi: mulai dari aspek sejarah, sosial-budaya, ekonomi, hingga perspektif hukum.
Hal ini membuat seminar semakin kaya dan memberikan wawasan komprehensif mengenai manik-manik sebagai warisan budaya yang multifungsi.
BACA JUGA:Kemenangan Spektakuler! SMAN 11 Palembang Kembali Raih Juara Umum Sang Juara Payo ke Museum 2025
Seminar ini diikuti oleh 105 peserta, terdiri dari guru, komunitas budaya, pengelola museum, mahasiswa, hingga pelajar.
Antusiasme terlihat dari banyaknya diskusi dan pertanyaan yang muncul sepanjang sesi.
Plh. Kepala Museum Negeri Sumatera Selatan, Amarullah, menjelaskan bahwa hasil pengkajian serta masukan dari para narasumber dan peserta seminar akan dihimpun menjadi buku referensi resmi.
“Publikasi ini diharapkan bermanfaat, baik bagi pengunjung museum maupun bagi peneliti yang ingin mendalami koleksi budaya Nusantara,” ujarnya.
Ia menambahkan, sejak program pengkajian koleksi dimulai pada 2019, Museum Negeri Sumatera Selatan telah menerbitkan 32 buku kajian hingga tahun 2024.
Dengan terbitnya empat hasil pengkajian tahun ini, jumlahnya akan bertambah menjadi 36 buku kajian.
Meski seminar pengkajian koleksi tahun ini telah selesai lanjutnya, museum masih menyiapkan agenda lanjutan berupa Workshop “Kerajinan Lak Sumatera Selatan”.

Seminar Manik-manik Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan: Menyingkap Jejak Sejarah, Budaya, dan Perdagangan Nusantara-Foto: Sri Devi-koranpalpres.com
“Kami ingin museum tidak hanya menjadi ruang penyimpanan koleksi, tetapi juga pusat kreativitas, inspirasi, dan pembelajaran lintas generasi,” jelasnya.