Bukan Tongkang Batubara, Tapi Ponton Milik Pengusaha Asal Palembang Tabrak Jembatan, Ini Kronologisnya
Benda mirip tongkang batubara sebenarnya jembatan darurat atau Ponton, yang dipergunakan bagi kendaraan melintasi membawa bahan material ke perusahaan batubara viral lantaran diduaga menabrak tiang jembatan di Desa Sengkuang, Merapi Timur, Lahat..--Instagram lahatterkini
LAHAT, KORANPALPRES.COM - Viral di media sosial (Medsos) bahwasanya ada tongkang batubara yang diduga menabrak tiang Jembatan di Desa Sengkuang, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat.
Namun pada kenyataannya, benda yang menyerupai tongkang batubara sebenarnya jembatan darurat atau Ponton, yang dipergunakan bagi kendaraan melintasi membawa bahan material.
"Betul, benda tersebut bukan Tongkang Batubara melainkan jembatan ponton yang dipakai kendaraan besar dan alat berat menyeberangi Sungai Lematang, membawa bahan material ke salah satu perusahaan batubara," jelas Danramil 405-02/Merapi, Kapten Inf Agus Subakto, Selasa 2 Desember 2024.
Dia menambahkan, laporan tersebut telah diterimanya dari anggota Babinsa di lapangan bahwa jembatan ponton tersebut milik pengusaha asal Kota Palembang yang telah habis kontrak kerjanya di sekitar kawasan Desa Merapi.
BACA JUGA:Pangdam II/Swj Sambut Brigjen TNI Tri Wahyu Muttaqien Sebagai Irdam
BACA JUGA:2 Dermaga Hancur Dihantam Tongkang, Bagaimana Sebenarnya Fungsi dan Manfaat Kapal Ini
"Nah, pada malam pergantian tahun baru 2024 sekitar pukul 00.30 WIB, ketika Desa Karang Dalam, Tanjung Payang, Kecamatan Lahat Selatan dilanda banjir, rupanya debit arus Sungai Lematang meningkat, sehingga membuat benda itu hanyut," terangnya.
Barulah lanjut Kapten Inf Agus, Anggota Babinsa yang bertugas menerima laporan dari masyarakat, sekitar pukul 13.00 WIB, kemudian diteruskan ke atasan.
"Sekali lagi, ponton mirip tongkang batubara itu bukan menabrak jembatan Sengkuang melainkan tersangkut akibat hanyut, terbawa arus Sungai Lematang yang deras," ulasnya.
Kini sambung Kapten Inf Agus, jembatan ponton sudah tidak ada lagi di lokasi, kemungkinan besar hanyut terbawa arus.
Apalagi intensitas curah hujan mengguyur di Kabupaten Lahat cukup tinggi.
"Sehingga membuat jembatan ponton tersebut terus dibawa arus dan kini tidak terlihat lagi di titik semula," pungkas Kapten Inf Agus.