5 Obat dan Makanan Diawasi Beresiko, Ini Pesan dari Anggota DPR RI Komisi IX

Reporter: Bernat |

Editor: Dian Cahyani Fitri |

Jumat , 12 Jan 2024 - 18:03

Ada 5 jenis obat dan makanan yang diawasi secara ketat oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) diantaranya, obat, jamu, kosmetik, pangan dan suplemen kesehatan-Foto:Bernat Albar/-palpres

5 obat dan makanan diawasi beresiko, ini pesan dari anggota dpr ri komisi ix                            palembang, koranpalpres.com - banyaknya peredaran obat obatan, makanan dan minuman yang beresiko.
terlebih lagi, dikonsumsi oleh masyarakat, tentu saja, hal ini sangat membahayakan kesehatan terutama sekali terdampak penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dan gagal ginjal.
yang mana, ada 5 jenis obat dan makanan yang diawasi secara ketat oleh balai besar pengawas obat dan makanan (bbpom) diantaranya, obat, jamu, kosmetik, pangan dan suplemen kesehatan.
anggota dpr ri komisi ix, ir hj sri meliana menyampaikan, apabila mengkonsumsi obat yang salah dan atau salah tempat beli sehingga membuat keracunan.
baca juga:tak hanya minyak zaitun, obat dari langit ini ampuh buat penyembuhan, tidak percaya?
"selama ini kita mengelola sendiri, dari bahan baku yang alami dan jauh dari kata berbahaya," sebut dirinya, jumat 12 januari 2024.
kini banyak anak-anak kecil terkena penyakit diabetes melitus (dm). sambung dia, padahal tidak ada riwayat didalam keluarga. ini disebabkan mengkonsumsi minuman dan makanan, semestinya mereka belum diperbolehkan.
"berdasarkan ikatan dokter anak, 
anak kecil kini 70 kali lipat terkena dm jika dibandingkan 10 tahun lalu. hal ini tentunya mengancam buah hati kita," imbaunya.
baca juga:cek disini! bedak kelly pearl cream sudah bpom, ini 6 fakta rahasia krim legendaris terbukti memutihkan wajah
selain itu, masih katanya, didalam sirup terdapat bahan pemanis buatan dan pengawet yang belum cocok dengan organ anak-anak, untuk diurai melalui tubuh mereka sendiri.
"paling tidak, sebagai orang tua dapat membuat dari bahan-bahan yang mudah didapat di pasar, atau kembali ke zaman dulu, yang mana semuanya tanpa pengawet dan pemanis buatan," papar dirinya.
termasuk juga batu es yang dijual diwarung belum tentu dibuat dari air yang bersih.
bahan yang baik menghasilkan makanan dan minuman sehat.
baca juga:sudah bpom! gak salah serum hanasui terbaik dan murah meriah serta aman dipakai 
termasuk juga dengan bahan untuk sambal yakni calok berwarna merah muda atau pucat yang banyak didagangkan.
"ternyata warna yang dimasukkan adalah pewarna untuk tekstil atau rhodamin b, bukannya dari pewarna makanan. obat-obatan yang dijual di pasar kalangan masih ada diperdagangkan, telah ditemukan pihak bbpom sebanyak 3 jenis dan khasiatnya langsung bereaksi cepat sembuh," ungkap dia.
hanya saja, diterangkan dia, apabila dikonsumsi secara terus menerus membuat gagal ginjal.
sebab obat tersebut tidak ada ijin edar dan tidak didapatkan juga di apotek.
baca juga:bagaimana cara mengetahui jika tobat kita diterima? kenali cirinya berikut ini
oleh karena itu, jangan dibeli lagi apabila ingin sehat dan jauh dari penyakit.
"untuk itulah, mari menjadi masyarakat yang berdaya, kalau sudah pintar memilihnya maka masyarakat kabupaten lahat akan sehat," tandas hj sri meliana.
sementara itu, perwakilan bbpom provinsi sumsel, teddy wirawan msi apt menerangkan, dewasa ini banyak sekali makanan dan minuman yang beresiko.
akan tetapi, masih ada produsen membuat dan menjual berbahaya, mengandung bahan dilarang.
baca juga:deretan makanan penyebab sembelit dan cara mengobatinya
"mereka berpikir mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, hanya saja, tidak terpikirkan bagaimana efek kedepannya.
setidaknya sudah bekal dan contohnya ada di sekitar kita," terangnya.
ia menerangkan, organ didalam tubuh manusia yang mengelola racun adalah hati, dan dikeluarkan melalui ginjal. oleh sebab itu, apabila secara terus menerus dikonsumsi maka racun yang ada akan merusak fungsinya.
"oleh karena itulah, semuanya harus berijin dan terdaftar di bbpom. nah, apabila di pasar kalangan tidak ada ahli asisten apoteker atau apoteker. semuanya harus tertera pada kemasan obat," tukas teddy wirawan. *