Tradisi 'Berayak' di Lahat Sumatera Selatan Tak Lekang Dimakan Waktu, Yuk Mari Kita Telusuri

Tradisi Berayak di Lahat, Sumatera Selatan tak lekang dimakan waktu, yuk mari kita telusuri bersama-sama.--palpres.bacakoran.co

LAHAT -Tradisi Berayak di Lahat, Sumatera Selatan tak lekang dimakan waktu, yuk mari kita telusuri bersama-sama.

Tradisi Berayak yang dalam istilah dipakai warga Kabupaten Lahat sehari-hari yakni Cakau apabila diartikan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencari sesuatu, sedikitpun tak lekang dimakan waktu.

Kendatipun saat ini telah masuk abad milenium, hanya saja, kegiatan yang dilakukan lebih dari 2 orang mayoritas emak-emak, hingga sekarang terus terjaga dan terpelihara dengan sangat baik.

Berayak ini suatu aktifitas ibu-ibu untuk mencari sesuatu bisa berupa, puntung (kayu bakar), sayuran mentah, buahan dan lain sebagainya yang kemudian dibawa pulang untuk digulai (masak).

BACA JUGA:Toko Oleh-Oleh di Pagaralam Mendadak Menggeliat, Ternyata Ini Sebabnya!

Mereka harus rela berjalan hingga puluhan kilometer, menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, sepatu bot, dan memakai topi kecapi.

Dimulai dari pagi hingga menjelang sore hari dengan menyelusuri pinggiran jalan maupun hutan.

Emak-emak tersebut mesti masuk ke dalam kebun yang memang tidak lagi diurus oleh pemiliknya sehingga ditumbuhi semak belukar. 

Kalaupun yang ditemui kebun ada pemiliknya, maka terlebih dahulu mesti ijin untuk mengambil bahan baku.

BACA JUGA:Wisata Kampung Warna Warni Burai, Nikmati Keseruan Naik Perahu Jelajahi Indahnya Sungai Kelekar

Tradisi yang dikerjakan secara turun temurun ini memang dilakukan secara spontan saja, terkadang tanpa direncanakan langsung bepergian guna mencari bahan-bahan sayuran, buahan ataupun kayu bakar dimasukkan ke dalam kinjar (keranjang) telah disiapkan sebelumnya.

Kegiatan ini begitu menyenangkan sekali lantaran bahan untuk memasak semuanya diperoleh secara gratis alias tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Hanya saja dalam tradisi ini, tenaga serta waktu saja harus dikorbankan.

Bik Yusro, warga Desa Banjar Negara, Kecamatan Lahat Selatan membenarkan, dirinya bersama dengan beberapa ibu-ibu lainnya, kerap kali melakukan Berayak hingga masuk ke dalam hutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan