KORANPALPRES.COM – Mentadabburi Alquran dan mendalami agama Islam lewat hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam memang utama, khususnya di bulan Ramadan.
Nah, di bulan Ramadan seperti saat ini, kita juga harus mewaspadai terhadap keberadaan banyaknya hadits dhaif (lemah), bukan shahih.
Dalam pembahasan Kitab Shifatu Shaum Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam Fi Ramadan (Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam Pada Bulan Ramadan) akan mengulas beberapa hadits dhaif yang kerap dibawakan sejumlah oknum di bulan Ramadan.
Kitab ini sendiri merupakan karya 2 Syaikh yaitu Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullah ta’ala.
BACA JUGA:7 Alasan Kenapa Alquran Diturunkan Secara Bertahap
BACA JUGA:Stop Debat! 2 Syaikh Ulas Sejarah Awal Mula Salat Tarawih, Ibadah Sunnah di Bulan Ramadan
Cukup banyak hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang menjelaskan keutamaan Ramadan dan amalan-amalan shalih di dalamnya.
Namun banyak pula hadits-hadits dhaif seputar keutamaan bulan Ramadan.
Maka perlu kami paparkan sekilas beberapa hadits dhaif yang masyhur beredar di masyarakat seputar bulan Ramadan.
Hadits dhaif yang paling parah adalah hadits maudhu (palsu) kemudian hadits matruk, hadits dhaif jiddan dan masih banyak hadits dhaif lainnya.
BACA JUGA:Alquran Diturunkan Bertahap, Dulu Belum Berbentuk Mushaf yang Disusun
BACA JUGA:Alquran Diturunkan pada Malam Nuzululquran atau Malam Lailatul Qadr? Begini Penjelasannya
Dampak negatif dari hadits dhaif ini cukup besar bagi masyarakat, dan sebagian orang meyakini dan mengamalkan hadits tersebut.
Mereka meyakini bahwa hadits dhaif tersebut berasal dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam baik berupa sabda atau perbuatan beliau padahal kenyataannya beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah mengamalkan atau mengucapkannya.
Dengan sebab ini maka perlu kita jelaskan (sebagian) hakikat hadits-hadits lemah tersebut agar kita waspada terhadap syari’at yang tidak benar dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam.