PAGARALAM - Perkembangan teknologi dan interaksi dengan dunia luar baik secara langsung atau melalui dunia maya membuat penggunaan Bahasa Besemah tergerus.
Tidak sedikit kosa kata bahasa Besemah yang tak dikenal lagi oleh generasi muda milenial di Pagaralam.
Pengamat dan pemerhati Bahasa Besemah dan penyusun Kamus Bahasa Besemah – Indonesia – Inggris dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Dr Sutiono Mahdi mengatakan, banyak kosa kata Bahasa Besemah menghilang karena masyarakat, terutama generasi muda dan pelajar menggantinya dengan kosa kata lainnya.
"Banyak kosa kata yang sudah tidak dipakai lagi, padahal 5-10 tahun lalu masih sering terdengar." katanya.
BACA JUGA:Cerita Desa Burai Ogan Ilir Dan Fakta Asal Usulnya, Ternyata Menyimpan Banyak Misteri?
"Percampuran penduduk asli dan pendatang turut memengaruhi hal itu, juga perkembangan teknologi yang lebih banyak menggunakan istilah asing sering secara tidak sadar masuk ke percakapan sehari-hari," sambung pria asli Besemah yang berkarir sebagai dosen Unpad ini.
Beberapa kosakata benda, terangnya, seperti lempiu, alat penangkap ikan dari bambu, atau tumbut, tumpat menyimpan barang dari rotan, sudah tidak pernah terdengar lagi.
Lalu ada juga kata kata ganti untuk saudara perempuan 'kelawai' dan kata ganti untuk saudara laki-laki 'muanai' sudah jarang dipergunakan.
Ia menyatakan perubahan cara bertutur masyarakat Besemah turut memengaruhi hilangnya banyak kosa kata itu.
BACA JUGA:Cegah Potensi Kerawanan Distribusi Logistik Pemilu, Polri Gandeng Lembaga Negara Yang Satu Ini
"Generasi muda, khususnya saat ini memakai bahasa yang terpengaruh bahasa Palembang atau bahasa Indonesia, belum lagi pengaruh bahasa Inggris akibat teknologi," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, bahasa Besemah itu termasuk bahasa yang lengkap dan berkarakter, bahkan penggunaan kelawai dan muanai yang mirip penggunaan sister dan brother dalam bahasa Inggris kemungkinan tidak ditemukan dalam bahasa daerah lain terutama di Sumsel.
"Budaya akan hilang jika tidak diingat atau diulang, karena itu kita mencari event yang bisa membuat kaum muda, para pelajar, atau generasi penerus di Bumi Besemah ini dapat mempertahankan budaya Besemah," tuturnya lagi.
Anak-anak Besemah yang tidak lahir di lingkungan berbahasa Besemah seperti di pedusunan sudah asing mendengar beberapa kosa kata lama.
BACA JUGA:'Atouna el Toufoule' Lagu Viral Kisah Pilu Anak-Anak Korban Perang