LAHAT – Tidak hanya panorama alam, Desa Lebak Budi juga menjadikan benda-benda pusaka bernilai sejarah sebagai destinasi wisata.
Demikian disampaikan Kepala Desa (Kades) Lebak Budi, Susi Mariani di sela acara Museum Masuk Desa yang diselenggarakan Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) di Desa Lebak Budi, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sabtu (4/11/2023).
Susi mengaku sangat bangga kegiatan ini, membawa kemajuan Kabupaten Lahat dengan adanya temuan benda pusaka.
"Atas nama Pemerintah Desa (Pemdes) Lebak Budi, banyak terdapat peninggalan bersejarah, di sini juga minta bimbingan dari pihak museum terkait bagaimana upaya pemeliharaan," tuturnya.
BACA JUGA:Tertarik Temuan Prasasti Bukit Seguntang, Museum Negeri Sumsel Bikin Acara di Desa Ini
Kalaupun tidak ada tempat, masih kata Susi, maka dapat diserahkan kepada museum dengan program Museum Masuk Desa.
Perlu diketahui sambung Susi, sejarah berdirinya Lebak Budi ini dimulai dari puyang paling tua bernama, Puyang Kedakse.
Lalu anaknya, Puyang Neng Sawe atau Raja Bungkuk yang meneruskannya dijadikan Raja, dengan nama aslinya Neng Sao.
Kemudian pindah Desa Milang, karena waktu itu kemungkinan mencari kehidupan.
BACA JUGA:Mengulik 3 Versi Asal Usul Nama Desa Burai Ogan Ilir, Nomor 2 Terbukti Dapat Dipercaya
“Anaknya Puyang Kesiak, untuk selanjutnya diserahkan Puyang Jenalik. Lambat laun, kembali lagi ke Lebak Budi," terang Susi.
Di desa ini punya beberapa benda pusaka, imbuh Susi, yang masih tersimpan dengan rapi di salah satu rumah warga desa.
Dia berharap seandainya bisa, hal tersebut dapat diupayakan menjadi objek wisata benda bersejarah.
"Setidaknya ini masih butuh proses, sehingga tidak hanya panorama alam saja, melainkan benda-benda pusaka dapat dijadikan destinasi wisata," tukas Susi.
BACA JUGA:10 Makam Puyang Di Desa Burai Nyaris Hilang, Nomor 3 Masih Sering Diziarahi?