PALEMBANG - Pemilihan Umum (Pemilu) bakal di gelar serentak 14 Februari 2024, semakin dekat.
Suasana kampanye para calon pun kian terasa panas.
Berbagai platform media digunakan untuk memperoleh simpati dan menjaring suara sebanyak-banyaknya.
Di era sekarang selain kampanya secara terbuka dan offline, peran media sosial tidak bisa lagi diabaikan dalam dunia politik.
BACA JUGA:Waw! Polisi Ungkap Jaringan Pengedar Dollar AS dan Rupiah Palsu, Ini Modusnya
Kampanye online dengan menggunakan Media sosial jsecara signifikan sangat banyak memberikan pengaruh dalam penyebaran informasi dan ruang diskusi.
Tentu saja ujungnya untuk menjaring dan memperoleh suara sebanyak-banyaknya.
Di sisi lain, media sosial pun menjadi salah satu platform yang manjur untuk penyebaran informasi palsu.
Platform ini menjadi pilihan terbanyak pengguna dalam meyebarkan hoaks, apalagi menjelang Pemilihan Umum.
BACA JUGA:Jelang Operasi Mantap Brata, Polri Gelar Pelatihan Strategi
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), teridentifikasi 101 isu hoaks tersebar terkait dengan pemilu yang beredar melalui media sosial dalam rentang waktu selama Januari 2022 hingga akhir oktober..
Juka dihitung, jumlah temuan konten hoaks tembus hingga 526 konten sejak tanggal 19 Januari 2022 sampai akhir Oktober 2023.
Jumlah informasi hoaks dipastikan akan semakin meningkat terkait pemilu apalagi menjelang pemungkutan suara 14 Februari 2024 nanti.
Bahkan eningkatan jumlah isu konten hoaks pada 2023 melonjak hampir 10 kali lipat dibandingkan tahun 2022.
BACA JUGA:Posisi 7 Adalah Indonesia, Berikut Daftar 10 Negara Pemilik Jumlah Narapidana Terbanyak