Pendapat kedua yakni 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Pendapat ketiga yaitu 10 hari pertama bulan Al Muharram.
BACA JUGA:Haruskah Shahibul Kurban Memotong Kurbannya Sendiri?
Pendapat yang paling kuat (yang rajih)adalah pendapat pertama yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah 10 hari pertama bulan Zulhijjah.
Masih dari laman muhammadiyah.or.id, 2 hal sebagai berikut mempunyai landasan sebagai berikut:
1. Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang diriwayatkan oleh Jabir radhiyallaahu ‘anhuma
إن العشر عشر الأضحى، والوتر يوم عرفة، والشفع يوم النحر
“Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10 bulan Al Adh-ha (bulan Dzulhijjah –pen), dan yang dimaksud dengan “ganjil” adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah hari raya Idul Adh-ha. (HR. Ahmad, An-Nasaa’i, hadits ini dinilai shahih oleh Al-Haakim dan penilaiannya disepakati oleh Adz-Dzahabi)
BACA JUGA:Berbuat untuk Kemanusiaan, Rumah Zakat Ajak Berkurban untuk Palestina, Ini Caranya!
2. Konteks ayat yang terkandung di surat Al Fajr.
Ada sebagian tafsiran ulama bahwa yang dimaksud dengan “al fajr” dalam ayat tersebut adalah fajar pada hari raya iduladha.
Sebab itu yang dimaksud dengan 10 malam yang termaktub dalam ayat kedua surat tersebut adalah 10 hari pertama bulan Zulhijah.
Hal ini dipandang lebih sesuai dengan konteks antarayat. Wallaahu a’lam.
Adapun mengenai keutamaan-keutamaan bulan Zulhijah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء. (رواه البخاري)
BACA JUGA:Penting! Inilah 5 Sunnah Sebelum Berkurban yang Wajib Kamu Tau, Agar Ibadah Jadi Lebih Sempurna